Pendeta Intoleran, Penghuni Rehabilitasi Disuruh Hapalkan Alkitab, Disiksa, dan Dirantai

kabarin.co – Indonesia teriak toleransi, kerukunan dan kebebasan memilih agama. Panti Rehabilitasi Yayasan Kasih di Sumatera Utara disidak oleh Tim Gabungan TNI, Polri, BNNK, FKUB, dan Pemko Binjai. Karena sudah menyiksa pasien.

Penyidakkan tersebut terjadi karena mereka mendapat laporan dari salah satu pasiennya, yang sudah kabur dari Panti tersebut. Dia akui, saat masuk Panti mereka langsung diborgol, dan dirantai.

Selama beberapa bulan, Pasien tersebut diborgol dan dirantai. Sebanyak 158 pasien, sering dipukul. Tim dari Pemkot Binjai, Polres Binjai, Kodim 0203/LKT, dan BNN Binjai tanda-tangani panti, dan mereka melihat penghuni dirantai dan dikunci.

Sementara dari Edi sendiri, dia memutuskan untuk melarikan diri akibat tidak terima dirinya sudah disiksa.

Dia akui tidak hanya disiksa, dirinya juga disuruh untuk hapalkan al-kitab. Akibat hal tersebut, dirinya lebih memilih untuk kabur dengan membobol sel.

“Saya tidak sanggup di tempat itu, setiap hari selalu siksaan yang terus saya rasakan. Bahkan kaki saya juga dirantai dan saya di Baptis. Saya juga dipaksa untuk menghapal ayat ayat dari kitab Nasrani. Saya tidak sanggup makanya saya nekad kabur dan langsung sembunyi di rumah kawan karena saya tidak berani pulang ke rumah,” tutur Edi Sembiring kepada Medanbagus.com, Kamis (29/12).

Setelah kasus tersebut mencuat, 23 orang pasien sudah disyahadatkan oleh Ulama Binjai. Syahadat tersebut dipimpin oleh H. Ahmad Nasir. Proses tersebut didampingi Kepala BNNK Binjai, AKBP Safwan Khayat. Kapolsek Binjai Kota Kompol RS Ritonga, Lalu ada pula Sekjen MUI, Jaffar Siddik.

Dia katakan, bahwa syahadat tersebut, karena mereka diduga sudah pindah agama.

Mereka yang tinggal di Panti tersebut diduga hapalkan kitab Injil, kalau mereka tidak hapal, mereka akan dibalsem bagian matanya.

“Mereka pertama masuk ke panti rehabilitasi disuruh untuk menghapal kitab Injil, kalau gak bisa menghapal maka matanya akan dikasih Balsem Geliga. Kalau kita tau dirinya seorang muslim maka akan kita syahadatkan ulang,” tegasnya.

Seusai mendegar kisah pasien, Pemkot menutup aktivitas Panti tersebut, Polisi kemudian pasang garis kuning di lokasi.

Coba Mana yang teriak-teriak TOLERANSI dan KERUKUNAN selama ini???

Mata anak-anak panti dibalsem.
Dipaksa menghafal Alkitab/Bibel.
Dipaksa pindah keyakinan.

Dan menariknya.. pelakunya Sempurna Tarigan adalah seorang pendeta yang paham ajaran agamanya.

Tidak bisa dibayangkan, andai pelakunya seorang Ustadz atau Habib yang menyiksa pasien Kristen untuk masuk Islam, sungguh dunia akan geger, bukan saja KOMNAS HAM tapi PBB akan turun tangan.

Sebagai bangsa Indonesia, tentu saja ini mencederai KEBHINEKAAN yang selama ini kita gembar-gemborkan.

Dan ternyata para pengasong HAM, Toleransi, Kebhinekaan, Media-media mainstream pada mingkem kalau korbannya umat Islam. (nap/por)

Baca Juga:

Pendeta Kharismatik Jebak Ahok Nista Al-Quran

Karena Pasung Penghuni, Pemilik Panti Yayasan Kasih Anugerah Bangsa Ditangkap

Menteri Pertahanan Mengatakan Tindakan Pembubaran Ibadah Tidak Dibenarkan