SARA, Bisul yang Dipecahin Ahok Duluan

Nasional2 Views

kabarin.co – Penistaan yang diucapkan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok di Kepulauan Seribu, bukan kebetulan. Tafsir Surat Al-Maidah ayat 51 sesuai keinginannya itu ternyata memang sengaja dilontarkan. Bagi Ahok, soal perbedaan Suku, Agama, Ras dan Antar golonngan (SARA), pasti bakal meletus, tinggal tunggu waktu saja. Karena itu ucapan tentang Al Maidah 51 adalah test the water.

Nah, intelejen Ahok mencium soal SARA itu bakal pecah pada Januari 2017, sekitar sebulan sebelum pemilihan Gubernur, 15 Februari 2017. Berdasarkan usulan tim think tank  Ahok, yang terdiri dari orang-orang CSIS dan Jaringan islam Liberal (JIL), pertentangan rasial atau agama, harus segera didorong untuk dipecahkan. Bagai bisul diberi salep hitam agar matang, sehingga si penderita tidak perlu menanggung lama kesakitan.

Munculnya, calon Gubernur yang tak disangka-sangka Agus Harymurti Yudhoyono (AHY) anak mantan Presiden SBY dan bekas Menteri Pendidikan Anies Baswedan, membuat shock Ahok dan timnya. SBY sebagai pimpinan Partai Demokrat dengan partai koalisi yang mendukung AHY, pasti habis-habisan, minimal masuk ke putaran kedua. Apalagi, bagi SBY ini adalah pertarungan untuk melawan kembali dan mengalahkan Megawati Sukarnoputri, yang pernah dibikin keok pada 2004 dan 2009.  Sedangkan bagi Anies, mengalahkan calon Jokowi, Ahok, juga penuntasan dendam, karena “diturunkan Jokowi di jalan tol, saat naik mobil bersama.” Apalagi, tentunya partai pengusung terutama Partai Gerindra, tak mau kandidatnya kalah di DKI, seperti Gerindra berhasil memenangkan Jokowi-Ahok pada pemilihan Gubernur DKI yang lalu, 2012.

Konsolidasi kelompok anti Ahok, berjalan sudah cukup lama. Sri Bintang Pamungkas (SBP), dan kelompoknya yang terdiri dari para aktivisdan purnawiraman TNI dan polisi, tiap hari Senin bertemu dan secara terbuka menentang Ahok. Bahkan, idiom-idiom SARA berlontaran dari pertemuan yang tak pernah ditutupi. Walaupun, secara terbuka pertemuan yang dipimpin SBP, perasaan yang sama  beredar di masyarakat. Inilah yang dicium intelejen tim Ahok, dan para pengatur strateginya memutuskan dipecahin duluan.

Tentunya, tim think tank Ahok, tak menyangka reaksinya meluas, anti Ahok bukan hanya terjadi di Jakarta, tempat pertandingan para kandidat Gubernur, tapi juga menyebar ke banyak daerah di Indonesia. Ahok telah menjadi musuh bersama umat Islam dimanapun berada. Kini, Ahok dan timnya harus kembali menyatukan remah-remah, agar bisa minimal menang tipis di Jakarta pada 2017 nanti.