kabarin.co – Wakil Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (Papdi) Ari Fahrial Syam sayangkan tindakan Gubernur Jambi yang marah pada inspeksi yang dadakan di RSUD Raden Mattaher Jambi. Jum’at (20/1).
Di pernyataan tersebut, (23/1) Ari mengatakan kekecewaan Gubernur tersebut kepada Pelayanan di RSUD yang jadi tanggung jawab.
“Apa yang ditunjukkan beliau adalah marah-marah dan bahkan sampai menendang tempat sampah, jelas menunjukkan pemimpin yang tidak mampu mengendalikan diri apalagi sedang disorot kamera,” kata Ari.
Dia katakan bahwa tempat sampah di ruang perawatan RS ada dua tempat sampah. Tempat sampah infeksius, dan non infeksius, Jika yang ditendang tempat sampah infeksius, maka tindakan tersebut akan bahayakan dirinya dan orang lain.
Menurut Ari yang dilakukan Gubernur tersebut bisa jadi contoh warga saat lakukan komplain kepada petugas kesehatan. Jika ada aturan yang berlaku secara Internasional bahwa dokter dan petugas tidak boleh bekerja di dalam tekanan.
“Kalau semua pasien atau keluarga pasien bisa marah-marah seperti Pak Gubernur, akan memengaruhi kinerja para petugas kesehatan,” katanya.
Ari sebutkan bahwa dokter dan perawat punya porsi dalam tugas sesuai tanggung jawab. Bisa saja setelah jam kerja, setelah perawatan, perawat jaga ada yang beristirahat. tapi, ada yang siaga untuk ganti infus dan temui pasien yang alami keluhan karena sakit.
Dokter jaga ruangan yang melakukan tugasnya untuk banyak ruangan bisa untuk istirahat setelah berkeliling, tapi dengan kondisi siap jika dipanggil suster.
“Sidak memang sudah menjadi budaya sebagian pejabat negeri ini, tetapi yang terpenting adalah follow up. Pascasidak harus meliputi perbaikan sistim,” kata dia.
Jika petugas lalai, harusnya ada sistem yang dibuat supaya petugas itu dikenakan hukuman dengan pelanggaran yang ditimbulkannya. Yang penting keselamatan pasien jadi tujuan dari pelayanan kesehatan.
(nap/kom)
Baca Juga:
Ini Tanggapan Anggota DPR Soal Zumi Zola ‘Ngamuk’ di Rumah Sakit
