Payakumbuh, kabarin.co – Peradaban Maek menyimpan banyak misteri yang belum terungkap hingga saat ini. Cerita peradaban ini pun merupakan eksistensi keberadaan bagi Ranah Minang dan Sumatera Barat.
Hal itu disampaikan Ketua DPRD Sumatera Barat Supardi ketika membuka Diskusi Internasional Hasil Riset dan FGD dengan pembicara dari Mesir, Jepang dan Indonesia, di Aula Ngalau Indah Balaikota Payakumbuh, Minggu (14/7).
Supardi mengatakan, sejak 2022 lalu Maek ini memang seringkali dijadikan bahan diskusi oleh para tokoh dan dosen, dan menurutnya ini menjadi peluang dan potensi besar bagi masyarakat Maek.
“Para pakar peneliti dunia dan UGM telah memulai berbagai ekskavasi terhadap tengkorak yang ditemukan, namun belum menemui titik terang baik dalam DNA maupun masa usia keberadaan peradaban Maek. Walau begitu ini tetap jadi langkah yang bakal memperkenalkan Maek lebih dalam lagi,” ujar Supardi.
Dia pun menilai Festival Maek ini juga mendapat dukungan dari para arkeolog yang juga ingin mengungkap keberadaan peradaban kawasan seribu menhir ini.