kabarin.co – Balai Pengawas Obat dan Makanan, menghancurkan 3.899 hasil penindakan makanan tersebut. Beberapa jenis tersebut, kosmetik, obat tradisional, pangan, dan vitamin suplemen ilegal yang berbahan berbahaya serta diperkirakan harganya sekitar Rp. 12.67 miliar.
Kepala BPOM, Peni Kusumastuti Lukito mengatakan, dirinya ingin mengatakan bahwa perancangan tersebut adalah suatu penghentian produk yang tidak seharusnya beredar luas ke masyarakat.
“Menjamin perlindungan masyarakat dari pelanggaran, pengawasan market (pasar). Produk yang diedarkan ke masyarakat itu memenuhi aturan,” jelas Peni di sela pemusnahan obat dan makanan ilegal di lapangan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Rabu, 21 Desember 2016.
Karena ia mengatakan, obat tersebut sudah termasuk dalam kategori kejahatan. “Kita melawan kejahatan kemanusiaan terkait obat dan makanan. Ini menyangkut bangsa, bukan hanya kesehatan saja.”
Dalam kesempatan tersebut, Asiten II Pemerintah Provinsi Jawa Barat, M Solihin berpendapat, peredaran obat tersebut sudah masuk ke berbagai lapisan. Di Jawa Barat, ini termasuk dalam perdagangan yang sangat berbahaya, dan pemasarannya juga tidak disahkan.
Dirinya sendiri menekankan kepada pihak BPOM untuk melakukan tindakan sinergis, serta melakukan tindakan hukum institusi, supaya bisa memperlambat peredaran barang tersebut.
“46 juta orang di Jawa Barat menjadi sasaran empuk perdagangan obat dan kosmetik ilegal,” ungkap Solihin.
Hal tersebut, dalam 3.744 obat adalah tidak asli, dan yang diedarkan adalah obat yang tidak dari resep dokter.
Daripada itu, dari kemasan obat tersebut, diantaranya, sebanyak 113.692 mengandung bahan berbahaya dan terlarang. Ada beberapa bahan seperti bahan pangan ilegal, mengandung bahan formalin, dan boraks, ditemukan sebanyak 26.840. Dan ditemukan juga 54 bahan yang kadarluarsa merupakan vitamin. (nap/viv)
Baca Juga:
