BMI: Kami Bukan Babu Ataupun Pengemis Ya

Nasional8 Views

kabarin.co – Buruh Migran Indonesia (BMI) di Hongkong membuat laporan di MKD DPR meminta Fahri Hamzah dicopot sebagai Ketua Tim Pengawas (Timwas) TKI. Ini menyusul cuitan Fahri yang menyebut mereka seperti ‘babu’.

Pelaporan BMI Hongkong terhadap Fahri ke MKD berada di bawah payung Lingkaran Aku Cinta Indonesia (LACI). Lembaga ini merupakan yayasan gabungan 55 organisasi BMI di Hongkong.

“Yang dilaporin cuitan beliau yang sudah merendahkan kami BMI dengan mengatakan kami pengemis dan babu. Ini jelas-jelas sangat menyalahi, kami tidak terima,” ungkap Ketua LACI Nurhalimah usai melaporkan Fahri ke MKD di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (30/1/2017).

“Kami bukan pengemis, kami bukan babu. Kami bekerja di sana. 160 ribu BMI yang ada di Hongkong tidak meminta, kami bekerja dengan mengeluarkan tetes keringat kami,” lanjutnya.

Hasil pekerjaan mereka menurut Halimah juga sangat berperan terhadap perputaran ekonomi Indonesia. Sebab mereka mengirimkan gajinya ke keluarga di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

“Di mana devisa negara nya untuk membangun bangsa kita. Kami jauh dari kata-kata pengemis. Tidak salah jika kami dijuluki pahlawan. Kita pahlawan devisa nonmigas terbesar,” tutur Halimah.

Tampaknya cuitan Fahri yang berbunyi ‘Anak bangsa mengemis menjadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela’ itu sangat berdampak untuk para buruh migran itu. Halimah bahkan sempat terbata-bata saat menyampaikan betama mereka sangat terhina atas cuitan Fahri tersebut.

“Kalau mau dibilang pengemis kira-kira siapa yang mengemis? Yang memperolah uang dari rakyat atau kami yang mengumpulkan dana untuk negara (terbata-bata). Kebalik ya,” ujarnya dengan suara gemetar.

LACI pun menurut Halimah menuntut agar Fahri dicopot dari jabatannya sebagai Ketua Timwas TKI. Wakil Ketua DPR itu dianggap tidak memberikan kontribusi terhadap para TKI di luar negeri, namun justru malah menghina dengan ucapan-ucapannya.

“Yang kita inginkan, bapak Fahri dicopot saja. Digantikan dengan orang yang benar-benar peduli dengan kita, BMI. Maaf sebelumnya saya malah tidak tahu bahwa bapak Fahri Hamzah adalah ketua tim pengawas TKI. Saya sudah 16 tahun di Hongkong, saya tidak pernah tahu. Tidak pernah merasakan,” urai Halimah.

“Jadi kontribusinya beliau apa untuk kami. Kami tidak pernah tahu,” imbuh Wakil Ketua LACI Sri Martuti pada kesempatan yang sama.

Sri dan Halimah mengaku terbang langsung dari Hongkong untuk mengurus pelaporan terhadap Fahri. BMI di Hongkong mengutus keduanya karena mereka merasa terhina dengan pernyataan politikus PKS itu.

“Jadi murni ini adalah bentuk solidaritas kawan-kawan, kita berangkat hasil dari urunan patungan teman-teman di Hongkong,” ucapnya.

Sebab bukan hanya soal cuitan ‘babu’ Fahri saja yang telah melukai hati para BMI Hongkong. Sebelumnya Fahri juga sempat menyatakan bahwa BMI di Hongkong banyak yang memberikan bayinya ke yayasan dan juga banyak yang mengidap HIV.

“Cuitan Fahri yang mengatakan 1000 TKI yang melahirkan dan bayinya diletakkan di LSM Hongkong itu adalah fitnah. Kemudian cuitan beliau bahwa 30 persen dari kami mengidap HIV/AIDS, data dari mana itu? Tidak valid. Tidak ada,” tukas Sri.

“Kita itu setiap 6 bulan sekali diharuskan untuk general check up. dari situ kelihatan kami benar-benar mengidap HIV atau tidak. Kami sangat sakit sekali. Karena begini, dengan cuitan itu, kami punya keluarga di Indonesia, akan membuat pikiran keluarga kami resah,” sambungnya.

Untuk itu Sri berharap agar Fahri ke depan bisa lebih bijaksana lagi. Dengan demikian ucapannya tidak lag menyinggung BMI yang menurutnya sudah cukup tertekan karena harus bekerja ke luar negeri meninggalkan keluarga demi mencari nafkah.

“Kami sudah sangat-sangat sedih menggadaikan kebersamaan kami dengan keluarga. Yang seharusnya bisa mengasuh anak, mengasuh ortu, kami gadaikan untuk kerja ke luar negeri. Kami justru mendapat seperti ini,” urai Sri.

Mereka mengaku justru lebih mendapat penghargaan dari negara tempatnya bekerja dibanding dari pihak-pihak di Indonesia. Sri berharap agar pemerintah dan wakil rakyat lebih mau memberi perhatian kepada BMI.

“Tapi kenapa oleh pemerintah sendiri dan beliau yang terhormat adalah anggota dewan dan ketua timwas TKI, seharusnya sangat-sangat menghargai dan melindungi kami,” tutupnya. (msi/det)

Baca Juga:

DPR: Niat Fahri Tidak Seperti Itu Soal “Babu”

Fahri: Saya Minta Maaf Terkait Kata-Kata “Babu”

Fahri Hamzah Dilaporkan ke MKD DPR Oleh Migrant Care Terkait Kicauan “Babu”