Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada memperkirakan pergerakan rupiah dapat kembali menguat meski cenderung terbatas. Hal ini karena semua sentimen positif dari dalam negeri telah diserap pasar. Walhasil, pasar hanya tinggal menunggu sentimen baru.
Begitu pula dengan sentimen dari luar negeri, usai gejolak politik di Italia, kondisi euro Eropa dan dolar AS kembali stabil.
“Euro Eropa yang sebelumnya turun dalam seiring respons negatif terhadap kondisi politik di Italia, kini sudah mulai bergerak naik, sehingga dimanfaatkan pelaku pasar untuk kembali masuk,” terangnya.
Sementara itu, mata uang Asia yang terpantau melemah bersama rupiah, hanyalah yen Jepang dengan pelemahan sebesar 0,08 persen. Sedangkan mata uang Asia lainnya justru menguat.
Mulai dari ringgit Malaysia menguat 0,01 persen, baht Thailand 0,01 persen, renmimbi China 0,03 persen, dolar Singapura 0,05 persen, won Korea Selatan 0,06 persen, dan peso Filipina 0,15 persen.
Sedangkan mata uang negara maju kompak menguat, rubel Rusia 0,05 persen, franc Swiss 0,05 persen, euro Eropa 0,06 persen, poundsterling Inggris 0,11 persen, dolar Kanada 0,18 persen, dan dolar Australia 0,21 persen. (cnn)