Rupiah Diprediksi Menguat ke Level Rp 13.800

Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara juga memprediksi rupiah menguat tipis. Menurut Bhima, rupiah akan berada di kisaran 13.780-13.880.

“Penguatan rupiah didorong oleh menurunnya dolar AS terhadap beberapa mata uang negara lain, khususnya Euro dan dolar Singapura sepanjang pekan ini,” kata Bhima.

Menurut Bhima, US Dollar Index anjlok ke 93,6 dari posisi tertinggi 94,8. US Dollar Index merupakan perbandingan kurs dolar terhadap beberapa mata uang dominan dunia.

Baca Juga :  Rupiah Melemah Tipis ke Rp13.523

Dari dalam negeri pelaku pasar mencermati target pertumbuhan ekonomi Indonesia yang direvisi World Bank menjadi 5,2 persen tahun ini.

“Revisi ke bawah mengindikasikan dalam jangka panjang Indonesia masih mengalami stagnasi pertumbuhan ekonomi di kisaran 5 persen. Namun, sentimen positif masih cukup kuat karena pemerintah sendiri yakin tahun 2019 ekonomi mampu tumbuh hingga 5,6 persen ditopang oleh kinerja investasi dan konsumsi rumah tangga,” ujar Bhima.

Baca Juga :  Melemah, Rupiah Bertahan di Rp14.188

Menurut Bhima, yang perlu diperhatikan adalah aksi ambil untung atau profit taking masih mungkin terjadi seiring bursa saham yang mengalami koreksi tipis. Permintaan dolar juga meningkat karena kebutuhan valas jelang libur panjang lebaran. Bhima melihat kelompok masyarakat atas yang memilih berlibur keluar negeri cenderung memborong dolar sehingga mempengaruhi nilai tukar rupiah. (tem)