BI memperkirakan nilai tukar rupiah masih terus berfluktuasi karena dipengaruhi sejumlah faktor, antara lain kebijakan moneter yang dikeluarkan Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) yang akan menaikkan suku bunga acuan hingga lima kali hingga tahun depan.
Faktor lainnya adalah kebijakan Bank Sentral China (People Bank of China/PBoC) untuk menurunkan giro wajib minimum (GWM). Kemudian kebijakan Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) untuk menurunkan stimulus berupa pembelian aset-aset portofolio serta perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China yang membuat ketidakpastian global masih akan tinggi.
“Tahun ini suku bunga acuan The Fed diproyeksi naik empat kali. Sebelumnya sudah dua kali, nanti hingga akhir tahun dua kali lagi. Untuk tahun depan diproyeksi tiga kali lagi. Jadi total akan ada lima kali lagi kenaikan Fed rate,” tambah Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara. (oke)
Baca Juga:
Rupiah Dibuka Menguat Rp14.340 per Dolar AS