Menurutnya, pasar tak begitu terpengaruh dengan sentimen perang dagang yang diberikan AS kepada mitra dagangnya, yaitu China dan Uni Eropa. Hal ini tercermin dari renminbi China dan euro Eropa yang justru berhasil menguat dari dolar AS.
“Pasar lebih memperhatikan kondisi makro ekonomi, terutama data ekonomi AS yang belum cukup kuat rilis data ketenagakerjaannya,” kata Reza dalam risetnya.
Hal ini memberi peluang bagi rupiah untuk menguat, meski data ekonomi dari dalam negeri belum ada yang bisa menggerakkan rupiah. Ia memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp14.310-14.330 per dolar AS pada hari ini. (cnn)
Baca Juga: