Secara teknikal, pergerakan rupiah hari ini sangat bervariasi setelah pola perdagangan valas tiga hari ini ditutup melemah tiga hari berturut-turut. Dengan demikian, ada kemungkinan penguatan rupiah bisa saja terjadi meski indikator Relative Strength Index (RSI) menempatkan rupiah di posisi overbought atau area jual.
“Sehingga nilai tukar rupiah hari ini bisa di rentang Rp14.470 hingga Rp14.570 per dolar AS,” terang Nafan kepada CNNIndonesia.com, Kamis (23/5).
Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan kemungkinan pasar masih akan bersifat menunggu (wait and see) setelah Jakarta dibumbui aksi kerusuhan pada selama dua hari terakhir. Menurut dia, pasar sudah mulai tenang jika pasangan calon presiden dan wakil presiden yang kalah bisa legawa menerima kekalahannya.
“Di samping perang dagang, pasar akan memantau pihak yang kalah pemilu untuk beberapa hari ke depan,” jelas Ariston.
Kemudian, sentimen tidak sedap sebenarnya juga muncul dari AS, di mana bank sentral AS The Fed memberi sinyal akan lebih sabar dalam mengubah suku bunga acuan Fed Rate. Hal itu disampaikan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dalam notulensi rapatnya yang dirilis Rabu (22/5) malam lalu.