Padang, Kabarin.co — Musyawarah Provinsi Luar Biasa (Musorprovlub) KONI Sumatera Barat yang digelar di Aula Kantor Gubernur Sumbar, Senin (29/9/2025), sempat diwarnai kericuhan hanya beberapa menit setelah acara resmi dibuka.
Keributan ini dipicu oleh sengketa terkait mandat dukungan dari KONI Padang Pariaman kepada salah satu kandidat Ketua KONI Sumbar, Tommy Irawan Sandra. Informasi yang dihimpun di lapangan menyebutkan, Ketua KONI Padang Pariaman sebelumnya telah memberikan mandat kepada Sekretaris KONI Padang Pariaman untuk mewakili dan menyatakan dukungan kepada kandidat tersebut.
Namun, saat Musorprovlub berlangsung, Ketua KONI Padang Pariaman secara tiba-tiba hadir di lokasi dan mengambil alih posisi sekretaris yang telah lebih dulu berada di dalam ruangan musyawarah. Langkah tersebut memicu ketegangan dan dugaan adanya intervensi atau cawe-cawe, hingga akhirnya keributan terjadi dan tersebar di media sosial.
Pantauan media ini di lokasi, seorang pria yang diduga ajudan Gubernur Sumbar tampak terlibat perdebatan sengit dengan seorang peserta Musorprovlub. Ia tidak sendiri. Di lokasi juga terlihat kehadiran Sekretaris Umum ABTI (Asosiasi Bola Tangan Indonesia) Sumbar serta seorang ASN Pemprov Sumbar yang diketahui merupakan pengurus cabang olahraga Sambo.
Kedua cabang olahraga ini diketahui merupakan pendukung salah satu kandidat dalam Musorprovlub tersebut. Perdebatan berlangsung dengan nada tinggi dan saling tunjuk, menambah panas suasana.
Dari informasi yang beredar, Sekretaris KONI Padang Pariaman telah lebih dulu berada di ruangan sebagai pemegang mandat resmi. Namun, tak lama kemudian, ia digantikan oleh Ketua KONI Padang Pariaman, meskipun mandat sebelumnya telah dikeluarkan dan ditandatangani.
Menanggapi insiden tersebut, Wakil Ketua I KONI Padang Pariaman, Seven Boy, yang turut terlibat dalam adu mulut di lokasi, menyatakan ketidakpuasannya atas pergantian tersebut. Ia menilai penggantian itu tidak sah dan mengindikasikan adanya pemalsuan mandat.
“Ini sudah masuk ranah pemalsuan. Mandat sudah diberikan kepada sekretaris secara resmi. Kami akan tempuh jalur hukum,” tegas Hendri.
Situasi akhirnya dapat dikendalikan setelah pihak panitia melakukan mediasi, namun ketegangan masih terasa sepanjang jalannya musyawarah. (**)







