Kasus Munir, Kenapa SBY Tuding Megawati dan Hendropriyono Terlibat?

Nasional9 Views

kabarin.co – Munir Said Thalib, sudah tewas diracun September 2004, namun gemanya hidup hingga kini. Roh Munir, aktivis Hak Asasi Manusia (HAM), menguak kebusukan dan ketidakbecusan tokoh-tokoh yang tak pernah disentuh selama ini. Padahal mereka adalah pelaku kejahatan dan orang-orang yang mendiamkan kejahatan itu terjadi.

Terkuaknya kembali kasus Munir, berawal dari rivalitas reformasi hukum kubu Menteri Koordinator Politik Hukum Keamanan (MenkoPolhukam) Wiranto dengan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Teten Masduki (baca juga Reformasi Hukum : Wiranto vs Teten). Teten menyebut agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diperiksa sehubungan dengan hilangnya dokumen Tim Pencari Fakta (TPF) kasus almarhum Munir.  Masalah itu dilempar melalui Komisi Informasi Pusat (KIP), yang memutuskan agar sekretariat negara membuka dokumen kasus Munir. Wiranto sebagai tim reformasi hukum bertindak lebih hati-hati, karena menyangkut koleganya sesama petinggi orde baru, SBY. Namun, Teten lebih lugas, menuding SBY lah yang bertanggungjawab.

Kontan, SBY berang dengan tudingan itu. Memang selama 10 tahun berkuasa, SBY terkesan mendiamkan “barang busuk” itu. Namun, dengan tudingan Teten ke arahnya, SBY berontak. Kemarin (25/10/2016), secara khusus SBY membuat konferensi pers di kediamannya di Cikeas, Jawa Barat. Bahkan diliput langsung CNN Indonesia, TV asing yang berada di bawah TransMedia Corp. Dalam konferensi pers itu, SBY menyebut langsung, bahwa kejadian tewasnya Munir, saat Megawati masih berkuasa menjadi Presiden, 6 September 2004. Sebulan setengah sebelum SBY dilantik menjadi Presiden.

SBY dan bekas Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi, menyebut bahwa dalam dokumen TPF kasus Munir, menyebut keterlibatan Megawati dan Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) A.M.Hendropriyono. Munir diduga sengaja diracun, melalui operasi intelejen. Semua yang terlibat mengarah ke lembaga telik sandi itu.Walaupun di pengadilan, yang menjadi kambing hitam adalah pelaksana di lapangan, seperti pilot Polycarpus, dan Direktur Utara Garuda.

Memang, sebaiknya semua pihak buka-bukaan agar tewasnya Munir menjadi terang benderang. Tidak menjadi noda sejarah Indonesia. Pembunuhan melalui racun, tokoh-tokoh politik atau aktivis adalah kejahatan primitif rezim yang berkuasa. Seorang pegiat hak asasi manusia Wildan Siregar, menyayangkan SBY “mengubur” kasus Munir dan baru berkoar saat disinggung-singgung. “Jadi selama sepuluh tahun berkuasa, SBY kemane aje,”ujarnya, kesal.

Baca Juga:

Teten vs Jokowi: Babak Kedua, Siapa Mengkhianati Nawacita?

Teten Masduki: “Gak usah sebut-sebut lagi Nawacita, karena pak Jokowi nggak suka,”