Kawal Perbatasan, Prajurit Yonif 131/BS Payakumbuh, Gugur di Papua

Kabarin.co, Payakumbuh-Tentara Nasional Indonesia (TNI) terkhusus keluarga besar Batalyon Infanteri 131/Braja Sakti (Yonif 131/BS), Payakumbuh, Sumatera Barat berduka.Seorang prajurit terbaik dan gagah berani, Kopda Deby Sudirman tergabung dalam Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan Republik Indonesia-Papua Nugini (Satgas Pamtas RI-PNG) di Provinsi Papuameninggal dunia saat sedang melaksanakan tugas negara atau pengamanan perbatasan.Jenazah Kopda Deby Sudirman, dimakamkan di Batusangkar, Tanahdatar,  Jumat (19/11).

Pelelasan jenazah peraih penghargaan Satya lencana 8 tahun dan Satya Lencana Dharma Nusa itu, dilakukan Wakil Wali Kota Payakumbuh Erwin Yunaz.

Isak tangis sanak keluarga mengiringi dari pelepasan hingga pemakaman. Terutama satu istri dan dua anak almarhum.

Prosesi pemakaman jenazah Kopda Deby Sudirman dilakukan secara militer. Disaksikan m<span;>asyarakat dan para pelayat.

Mewakili Pemko Payakumbuh, Erwin Yunaz menyebut dulu ia  melepas keberangkatan prajurit Batalyon Infanter 131/Braja Sakti ke Papua untuk menjaga kedaulatan NKRI. Ia turut menyampaikan duka mendalam.

“Kepergian almarhum telah meninggalkan rasa duka yang mendalam bagi bangsa dan negara Indonesia,” tuturnya.

Almarhum telah menunjukkan pengabdian dan dedikasi yang sangat tinggi guna menjaga perbatasan NKRI.

Ia meyakini, Kopda Deby Sudirman akan selalu dikenang sebagai patriot bangsa.

Seperti diketahui, prajurit Yonif 131/Braja Sakti Payakumbuh yang berada di bawah kendali Komando Resor Militer 032/Wira Braja (Korem 033/Wirabraja), Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan (Kodam I/Bukit Barisan), berangkat ke perbatasan Republik Indonesia dengan Papua Nugini di Provinsi Papua, sejak Februari lalu. Sejak itu sampai sekarang, sudah banyak yang dilakukan para prajurit kebangaan bangsa tersebut.

Para prajurit Yonif 131/BS yang tergabung dalam Satgas Pamtas RI-PNG tidak hanya menjaga kedaulatan NKRI di perbatasan.

Namun, juga ikut memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat, membagikan seragam sekolah dan pakaian layak pakai, memberikan bimbingan belajar bagi anak-anak di perbatasan kedua negara, dan memperbaiki tempat ibadah.

Aksi itu mendapat apresiasi dari masyarakat di perbatasan Republik Indonesia dengan Papua. Bahkan, Yonif 131/BS telah menerima dua penghargaan dari Sinode GKI di Tanah Papua. (bib)