Adzan yang Dilarang dan Standar Ganda Terhadap Islam di Indonesia

Bahkan Bilal yang mengumandangkan adzan tersedu-sedu dalam tangis, hatinya teriiris, lidahnya tercekat, air matanya tak henti mengalir. Bilal pun tidak sanggup meneruskan adzannya, ia tak henti terisak, tak mampu lagi mengumandangkan melanjutkan panggilan mulia tersebut.

Hari itu, Madinah mengenang kembali masa saat Rasulullah masih ada. Hari itu, Bilal melantukan adzan pertama dan terakhirnya sejak kepergian Rasulullah. Adzan yang tak bisa dirampungkannya. Kisah ini tercatat dalam salah satu sejarah tinta emas Islam.

Baca Juga :  KRI Pati Unus Bocor Ditengah Laut Bukan Kena Torpedo

Dan hari-hari belakangan, di Indonesia, setelah seringnya kebijakan Islam diganggu, kini semakin banyak yang terusik dengan adzan. Sejarah dalam Republik Indonesia, sejak 71 tahun merdeka, baru di rezim ini adzan diusik-usik. La haula wala quwatta illa billah.

Terbaru, Meliana warga Cina merasa terganggu dengan adzan. Meski sudah dimediasi dengan kekeluargaan, ia ngotot. Pecahlah kerusuhan. Ironinya, ia bebas. Hanya menjadi saksi. Sebaliknya, ada 19 tersangka yang semuanya Muslim. Ketidak adilan hukum menambah rentetan panjang kekecewaan Muslim pada rezim ini.