Mendagri Tjahjo Instruksikan Jajarannya Memugar Rumah Juara Dunia Zohri

kabarin.co – Sprinter Indonesia, Lalu Muhammad Zohri, keluar sebagai juara lari 100 meter dalam kejuaraan Dunia Atletik U-20 di Finlandia. Kabar itu tersebar di tengah hingar bingar Piala Dunia 2018 yang tengah berlangsung di Rusia.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo ikut bangga dengan prestasi kelas dunia yang diraih Zohri. Dia mengatakan pemerintah terutama Kemendagri memberikan apresiasi yang besar kepada sprinter asal Nusa Tenggara Barat (NTB) tersebut.

Mendagri Tjahjo Instruksikan Jajarannya Memugar Rumah Juara Dunia Zohri

“Di tengah kemegahan Piala Dunia, kita sampai melewatkan kabar bahwa dari Indonesia telah muncul sang bintang, juara dunia lari 100 meter pria di Finlandia,” kata Tjahjo di Jakarta, Kamis (13/7) malam.

Kemendagri langsung bertindak cepat terhadap Zohri. Diketahui sang sprinter berasal dari keluarga kurang mampu dan hidup dalam sebuah rumah yang kurang layak untuk ukuran seorang juara dunia.

Tjahjo mengaku kaget begitu mendengar kabar kondisi rumah Zohri ternyata memprihatinkan. Setelah dapat kabar itu, ia langsung memerintahkan Sekjen Kemendagri, para pejabat eselon satu dan Direktur IPDN Kampus NTB untuk membantu memugar rumah Zohri agar bisa ditempati dengan layak.

“Saya tergerak untuk membantu memugar rumah Zohri. Ini bentuk apresiasi atas prestasinya yang telah membanggakan bangsa Indonesia,” katanya.

Menurut Tjahjo, kisah hidup Zohri sangat menyentuh. Layak jadi inspirasi. Dari laporan yang ia dapatkan, Zohri alias Badok, tinggal di Dusun Karang Pansor Desa Pemenang Barat Kecamatan Pemenang, Lombok Utara, NTB. Ayahnya, L Ahamad Yani telah meninggal  sekitar tahun 2017. Ibunya, Saerah juga telah almarhumah, meninggal sekitar tahun 2015. Jadi Zohri telah yatim piatu.

“Zohri empat bersaudara. Kakaknya
Baiq Fazilah, perempuan usia 29 tahun. Kakaknya yang satu lagi laki-laki bernama L. Ma’rib, usia 28 tahun. Kakaknya yang lain Baiq Fujianti telah almarhum. Nah, Zohri anak bungsu.”

Zohri sendiri menurut Tjahjo memang banyak menorehkan prestasi yang membanggakan. Misalnya pada tahun 2018 dalam kejuaraan atletik junior Asia 100 Meter di Jepang, Zohri berhasil meraih medali emas dengan catatan waktu 10.27 detik. Dan kini di kejuaraan dunia junior lari 100 Meter di Finlandia, Zohri juga meraih  medali Emas dengan catatan waktu 10.18 detik.

“Menurut cerita, yang guru olahraga Zohri di  SMP 1, Ibu Rosida yang sering mengajak dan membujuk  Zohri untuk latihan karena sudah melihat bakat dan skillnya. Awalnya Zohri selalu menolak. Sampai waktu Zohri  duduk di bangku kelas 3  SMP, dia baru punya  keinginan untuk latihan,” tutur Tjahjo.

Kabarnya Zohri setiap berangkat ke sekolah selalu jalan kaki dan tanpa alas kaki. Saat duduk di bangku kelas 3 SMP, bakatnya sebagai pelari mulai terasah. Rumah keluarga Zohri memang memprihatinkan, hanya berdinding papan. Usia rumah pun sudah tua.

“Kondisi rumah peninggalan orang tuanya berdindingkan papan, merupakan rumah tua. Memang memprihatinkan. Semoga sedikit bantuan dari saya bisa membuat Zohri dan keluarga tersenyum. Karena dia juga telah membuat kita bisa tersenyum bangga,” ujarnya.

Pemugaran rumah Zohri diharapkan bisa dilakukan secepatnya. Tjahjo meminta jajarannya untuk bisa menyelesaikan pekerjaan itu dalam waktu satu Minggu. Ia juga meminta, para praja IPDN di NTB ikut membantu memugar rumah.

“Minta ijin kepada yang punya rumah. Target satu pekan kerja. Anak-anak IPDN bantu-bantu juga,” kata Tjahjo.

Selama rumah dipugar, Tjahji meminta keluarga Zohri dicarikan tempat tinggal sementara sampai rumah selesai diperbaiki.

“Tolong disewakan tempat tinggal, bisa di hotel  kecil di kota tersebut. Tukang ahlinya harus ada diperbanyak. Beli juga  meja kursi tempat tidur kipas angin dan televisi,” katanya. (arn)

Baca Juga:

Bangga! Pemuda Indonesia Lalu Muhammad Zohri Raih Emas & Pecahkan Rekor Pelari Tercepat

Jabatan Dicopot Mendagri, Bupati Cantik Ini Mencak-mencak dan tak Rela Diberhentikan

Mendagri Akan Tetap Lantik Bupati Tersangka KPK