Betapa tidak, mayoritas seniman lainnya tengah bergelut dengan karya seni realisme, alumnus ASRI Yogyakarta itu justru menemui jalan lain. Ia memulai sesuatu yang baru. Karya abstrak jadi pilihannya, kendati mengandung risiko banyak tak disukai orang, sulit dimengerti, dan juga tentu sulit dijual.
Tak hanya seniman. Presiden Soekarno pun, bahkan menyatakan tak suka patung abstrak masa itu dalam acara pameran seni rupa Indonesia. Kendati badai begitu kencang, seniman berdarah Minang itu tak patah arang sedikit pun. Dia makin teguh, tetap konsisten, dan tak berpaling ke gaya yang lain.
“Ya, dari zaman Presiden Soekarno karya bapak (Arby Samah) pernah ditolak, karna patung karya bapak abstrak,” tutur Anita saat diwawancara, sebelumnya Sabtu, (1/10) di Padang.
Dalam catatan, seniman kelahiran Pandai Sikek pernah menawarkan karyanya ke Presiden Soeharto tahun 1997, namun juga ditolak dengan alasan serupa. Tak suka patung abstrak. Ia tak bergeming. Baginya, karyanya bukan untuk presiden, tapi untuk menunjukkan kepada khalayak pecinta seni di Tanah Air.