Sementara, pencari kerja tamatan SMA dan SMK tiap tahun bertambah di Kota Padang. Dan peluang kerja terbatas. Ketika ingin menjadi karyawan di PT Semen Padang, kesempatan dan penerimaan karyawan tidak ada lagi. Kalaupun ada harus mendaftar melalui Semen Indonesia dan bersaing dengan pencari kerja dari seluruh provinsi di indonesia. Tentu persaingan sangat ketat, tak ada lagi otonomi daerah, tak ada lagi pertimbangan terhadap lingkungan dimana pabrik semen ini berdiri. Lupa dengan sejarah dan perjanjian penyerahan tanah ulayat nagari dimana akan memberi peluang anak nagari menjadi karyawan di PT Semen Padang.
Saat ini pabrik Semen Padang, Indarung 2, 3 dan 4 pun tidak beroperasi lagi untuk waktu yang tidak diketahui, tentu ini semakin mempersempit peluang kerja bagi masyarakat dan juga kontraktor lokal.
Nisfan Jumadil berharap kepada manajemen PT Semen Padang dan manajemen Semen Indonesia, agar kembali memperhatikan keberadaan dan eksistensi pabrik semen kebanggaan urang awak ini. Aktifkan kembali pabrik tersebut, adakan kembali penerimaan calon karyawan yang dilakukan langsung oleh manajemen PT Semen Padang. Jangan sampai hal peluang kerja pun diatur oleh Semen Indonesia yang tidak paham sejarah pabrik ini berdiri di tanah orang Minang, tanah ulayat nagari lubuk Kilangan yang diserahkan secara cuma-cuma oleh anak nagari bersama ninik mamak. Hormati jugalah posisi ninik mamak nagari Lubuk Kilangan, karena tanpa dukungan mereka belum tentu Semen Indonesia bisa mendapat manfaat seperti saat ini.