Ditambah lagi beberapa personelnya sudah kenal sebelumnya dengan beberapa orang peserta kolaborasi tersebut. Hal baru yang didapat oleh OTB adalah bagaimana mengkoneksikan gagasan kuratorial dengan karakter musik orkes khas Melayu Minang ini.
Kolaborasi ini menjadi riset dan referensi bagi OTB terkait material tradisi yang bisa dikombinasikan.
Jika alat musik perkusi yang digunakan OTB berasal dari kesenian Katumbak Pariaman, maka sekarang dikombinasikan dengan talempong, gandang tambua, talempong kayu, dan gandang sarunai yang memainkan pola khas irama tari piring.
“Titik temu yang menjadi roh dari kolaborasi ini adalah seluruh penampil berangkat dari akar budaya tradisi. OTB sendiri punya misi bagaimana bisa mengembangkan kesenian tradisi Minang dengan cara-cara yang populer. Ini yang mempermudah untuk menggarap karya kolaborasi yang diselesaikan dalam waktu 6 hari,” jelas Lepok.
OTB yang lahir tahun 2012 ini merupakan orkes yang berangkat dari tradisi budaya Minang.
Setiap lagunya berangkat dari akar tradisi, seperti lagu Kito Badunsanak diadaptasi dari irama kesenian Sampelong, tradisi tutur yang berasal dari Kabupaten 50 kota.