Pada tahun 2024, kontribusi Anggit kembali terlihat dalam bentuk bantuan operasional pondok pesantren (BOP) yang berhasil diperjuangkan hingga ke Kementerian Agama (Kemenag).
Ini menjadi salah satu wujud nyata dari perhatian Anggit terhadap pendidikan dan kesejahteraan pondok pesantren di daerah ini.
Kata Ustad Hot Bahari, meskipun sering membantu, Anggit bukanlah sosok yang ingin dikenal atau dipuji. Ia lebih memilih untuk memberikan bantuan tanpa harus bertemu langsung dengan penerimanya.
“Dia memberikan bantuan, tapi tidak pernah meminta untuk bertemu dengan orangnya. Sampai hari ini, guru-guru di pondok pesantren juga belum pernah bertemu langsung dengan beliau,” tuturnya.
Ia menambahkan, harapan terbesar dari pimpinan pondok pesantren adalah agar perhatian pemerintah terhadap pesantren semakin meningkat.
Mereka berharap agar ada peraturan daerah (perda) yang mengatur tentang keberlanjutan bantuan untuk pesantren, serta agar dana abadi pendidikan, seperti yang tercantum dalam Perpres No. 18, dapat disalurkan ke Pasaman untuk membantu pendidikan pesantren lebih luas lagi.