Mereka adik beradik lalu berpisah. Maharajo Alif meneruskan perjalanan ke Barat dan menjadi Raja di Byzantium, sedang Maharajo Depang ke Timur lalu menjadi menjadi Raja di China dan Jepang.
Manakala Maharajo Dirajo ke Selatan perahunya terkandas di puncak Gunung Merapi saat Banjir Nabi Nuh melanda. Begitu banjir surut, dari puncak gunung Merapi yang diyakini sebagai asal alam Minangkabau turunlah rombongan Maharajo Dirajo dan berkampung disekitarnya.
Awalnya terlihatlah puncak gunung Merapi tersebut sebesar telur itik. Lama kelamaan karena air surut, barulah terlihat sebagian besar gunung tersebut. Hingga muncullah filosofi diatas:
“Dari mano asal nyo palito, dari telong dan ba tali. Dari mano asal niniak kito, dari puncak gunuang Marapi”. (Dari mana asalnya pelita, dari telong yang bertali. Dari mana asal nenek moyang kita, dari puncak gunung Merapi”
Tak heran, gunung Marapi adalah sangat istimewa dan dijadikan icon bagi Ranah Minang. Gunung yang sarat muatan sejarah, meskipun hanya melalui tambo. Gunung ini terletak membentang di dua Kabupaten, yaitu Tanah Datar dan Agam.