Namun, kata Umam, Prabowo tampak merasa tidak yakin dengan kekuatan politik Imin. Oleh karenanya, mantan perwira tinggi militer itu bermain dua kaki, tetap mencari sosok cawapres meski sudah deklarasi koalisi dengan PKB.
“Ibarat cinta bertepuk sebelah tangan, Cak Imin tentu tidak ingin dipermalukan. Karena itu belakangan muncul statement yang mengarah pada koreksi total dan potensi pembubaran koalisi yang layu sebelum berkembang,” kata Umam Rabu (23/11/2022).
Jika Prabowo tidak menggandeng Imin sebagai cawapres, dukungan basis pemilih Islam terhadap Ketua Umum Partai Gerindra itu diprediksi bakal menurun tajam.
Pertama, kelompok Islam konservatif sudah terlanjur kecewa dengan pilihan Gerindra masuk pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin.
Bersamaan dengan itu, basis pemilih Nahdliyin selaku representasi dari kelompok Islam moderat tak mampu dimobilisisasi karena Prabowo tidak menggandeng Muhaimin yang dekat dengan kelompok tersebut.
Namun, jika Gerindra punya dua pilihan, berkoalisi dengan PKB atau PDI-P, Umam yakin Prabowo secara pragmatis bakal memilih partai banteng.