“Misalnya menyusun program big bang. Bukan mengandalkan figur tapi program,” ujarnya.
Tak hanya itu, Golkar juga perlu merencanakan program yang menyentuh pemilih mayoritas termasuk umat Islam. Ia menyarankan agar mereka tidak diametral atau sejalan dengan situasi konflik yang terjadi yaitu ketika mayoritas publik memberikan sentimen negatif terhadap Ahok.
“Mereka bersifat netral terhadap pemilih mayoritas,” kata dia.
Selain itu, Golkar juga harus bisa menjadi bagian dari pihak yang menang di Pilkada Serentak 2018. Khususnya daerah-daerah strategis seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
“Kalau kalah, kurang menguntungkan. Golkar harusnya jangan kaku dalam membangun koalisi di Pilkada 2018. Di Pilkada DKI, Golkar satu paket dengan PDIP yang mengusung Ahok,” katanya. (epr/viv)
Baca Juga:
Membelot ke Anies – Sandi, Erwin Aksa Mengaku Tak Ada Peringatan dari Golkar
Ical Membelot ke Anies-Sandi, Ini Rekasi Golkar
Demi Selamatkan Citra Partai Akibat Perkara e-KTP, Golkar Bakal Gelar Munaslub