Menanggapi hal tersebut, Dedy Mizwar mempertanyakan kesalahan apa yang telah dibuatnya kepada PKS atas kontrak politik tersebut.
“Hehe kalo dokumen itu yg dimaksud mk dosa apa yg sy lakukan pd PKS.bukankah Ustadz sbg kader PKS juga harus mendukung capres/cawapres yg diusung PKS?” tulis Demiz di akun twitternya, @Deddy_Mizwar_.
Merespons kicauan Demiz, Hidayat langsung memberi klarifikasi.
“Bisa disebut kapan&dimana saya menyebut itu sbg“dosa” Bang Demiz? He he he. Saya menyebut itu sbg pilihan politik Bang Demiz yg kami hormati. Sbgmn sewajarnya juga bila Bang Demiz hormati sikap politik kami di PKS ttg dukungan thd Capres/Cawapres nanti,” jawab Hidayat.
Ia juga menerangkan, tujuannya membongkar kontrak politik Demiz dengan Partai Demokrat bukan atas desakan netizen, melainkan atas permintaan Demiz sendiri.
“Saya lakukan itu, bukan krn nuruti netizen, tapi krn nuruti usul/pernyataan langsung dari Bang Demiz via twitter. Itu saya sebutkan dlm cuitan saya juga. Kalau Bang Demiz tak minta, tak mungkin saya buka. Coba baca lagi cuitan yg dimulai olh Bang Demiz siang ini,” Hidayat memungkasi. (epr/lip)