kabarin.co – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi Bali saat ini tengah menginisiasi pasokan listrik untuk memenuhi kebutuhan Bali melalui saluran Jawa-Bali yang disebut dengan Bali Crossing.
Menurut General Manager PT PLN Distribusi Bali, I Nyoman Suwarjoni Astawa, pasokan listrik Bali Crossing diperlukan oleh karena pasokan listrik Bali pada status siaga.
Jika tak segera dicarikan solusinya, maka pada tahun 2020-2021, cadangan listrik Bali akan habis. Saat ini, beban puncak listrik di Bali, yakni 70-80 persen. Beban puncak itu paling banyak di Bali selatan.
“Permintaan listrik tumbuh 8,6 persen dari 2012-2017. Kami menawarkan solusi Bali Crossing yang menghubungkan Jawa-Bali. Pendanaan sudah siap dari ADB dan Asia Infrastructur Fund dari Jerman,” ucap Astawa, seperti dikutip liputan6.com, Selasa (30/1).
Proyek Bali Crossing nantinya akan menggunakan tower yang terbentang sejauh 300 kilometer. Di Jawa Timur akan ada 311 tower atau menara, sementara di Bali ada 203 tower.
“Untuk perizinan dari semua instansi seperti Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Perhubungan, Kementerian Kominfo, Balai Taman Nasional, Gubernur Jatim sudah. Untuk Jawa Timur sudah beres,” ujarnya.