“Ide awalnya muncul ketika bersama-sama saat latihan bulan puasa sekitar tahun 2005 lalu.Awalnya untuk jaga-jaga kondisi saja saat kompetisi rehat. Dari situlah muncul ide membentuk tim. Karena idenya lahir di bulan puasa, maka diberi nama Ramadhan FC.”ujar Robby Mariandy, salah seorang penggagas yang juga merangkap pelatih.
Seiiring perjalanan waktu, Ramadhan FC tetap eksis sampai sekarang, bahkan semakin kompak, walau para personil dan pemain mulai digerogoti usia. Ramadhan FC jadi wadah atau tempat berkumpul bagi pemain-pemain yang senior yang berada di penghujung karir atau pensiun dari liga resmi PSSI.
Tapi walau begitu, tim yang satu ini nyaris tak pernah absen dalam setiap turnamen lokal di Sumbar. “Dulu malah setiap ada undangan turnamen tarkam kita ikut. Tak sekadar ikut, di beberapa turnamen kami juara. Bahkan turnamen sekelas Jordus Cup di Sungayang kita pernah dua kali juara.”kata Robby, pelatih muda yang sudah mengantongi lisensi B AFC ini, kepada kabarin.co.
“Walaupun kita pemain-pemain gaek, rata-rata diatas 30 tahun, tapi karena rata-rata mantan pemain Liga, mereka punya skill dan pengalaman. Dengan hal itu kami bisa bertualang dari satu turnamen ke turnamen lain.”lanjut pria asal Solok Selatan ini.