Features: Ketika Sepakbola Sumbar Dicambuk Rasa Malu

Belum cukup, Sumbar salah satu daerah yang menyimpan pelatih Lisensi A AFC terbanyak di Indonesia. Lisensi tertinggi yang dimiliki pelatih-pelatih lokal Indonesia.

Tapi dengan SDM pelatih sementereng itu, ditambah sebagai salah satu daerah yang secara historis termasuk penghasil bibit-bibit sepakbola yang bagus di negeri ini, tapi tak memiliki satu tim yang cukup layak untuk berlaga di ajang sekelas PON. Malu?

Tentu saja, kemana saja kita selama ini?

Baca Juga :  8 Laga tanpa Kemenangan, "Kabau Sirah" Diambang Degradasi

Bertolak dari kondisi itu, lahir ide mengadakan turnamen antar kecamatan yang digagas Spartan Enterprise. Wujudnya adalah Irman Gusman Cup 2016 dan edisi kedua bernama Minangkabau Cup 2017 yang sedang berjalan. Dengan tagline Bakti untuk Nagari, ada terselip niat baik untuk menghapus rasa malu itu.

Rasa malu, sesungguhnya juga bisa menjadi kekuatan besar dan menjadi pelecut untuk mau bangkit dan bekerja keras untuk menebusnya. Pastinya tidak ada yang ingin atau betah menahan rasa malu berlama-lama.

Baca Juga :  Masuk Nominasi, Padang Gencar Kejar World Halal Travel Award 2016

Bicara soal malu yang jadi cambuk untuk berubah, salah satu contoh terbaik dan terbukti ampuh tidak ada salahnya melihat sejenak sepakbola Jerman. Sebagai juara dunia tiga kali, plus tiga mahkota juara Eropa saat itu, Timnas Jerman terpuruk di Euro 2000 di Belanda-Belgia.