Pemerintah Purwakarta Bersama Polri Amankan Waduk Jatiluhur

kabarin.co  – Pemerintah Purwakarta bersama dengan Polisi Republik Indonesia menjaga kemanan di Waduk Jatiluhur. Langkah tersebut dilakukan karena sudah terjadi penangkapan teroris yang berada di Waduk Jatiluhur kemarin. Minggu (25/12). Tepatnya berada di Kampung Karanglayung, Cibinong, Kecamatan Jatiluhur.

Pada saat pers dilakukan, Senin (26/12). Bupati Purwarkarta, Dedi Mulyadi menyatakan, dirinya dan pihak keamanan terkait akan segera membuat pos untuk mengamankan wilayah sekitar waduk jatiluhur. Dirinya akan mengerahkan Kepolisian dan Perusahaan umum Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur untuk mencegah terjadinya bencana di waduk tersebut. Pos direncanakan akan dibuat di 17 desa yang punya akses ke Waduk Jatiluhur, dari pada itu, warga yang ingin memancing, harus menyerahkan identitas seperti KTP.

Tindakan antisipasi itu, dibuat karena akan dibuatnya Pos berjumlah 17 desa supaya diakses langsung ke Danau Jatiluhur. Desa tersebut akan masuk ke lima kecamatan. Untuk ke depannya, untuk memancing harus memastikan  akan menyerahkan identitas diri.

“Antisipasi kami yaitu membangun pos keamanan di 17 Desa yang memiliki akses langsung menuju Danau Jatiluhur. Seluruh desa ini termasuk ke dalam wilayah lima kecamatan. Ke depan, kalau sekedar ingin memancing ikan, harap menyerahkan identitas diri,” kata Kang Dedi, sapaan Dedi Mulyadi saat meninjau lokasi penangkapan terduga teroris.

Bupati ini sering memakai ikat kepala dan busana khas Sunda ini mengatakan, beberapa waktu lalu, dirinya sudah berikan saran kepada PJT II supaya membuat KJA yang ada di Jatiluhur, karena membuat manusia yang masuk tidak dapat diketahui dengan baik.

“Sejak beberapa minggu lalu saya katakan bahwa pembersihan KJA harus dilakukan secepatnya. Hilir mudik manusia karena keberadaan KJA ini sudah tidak bisa terkontrol dengan baik, akibatnya dimanfaatkan oleh mereka yang ingin berbuat jahat,” ungkap Dedi.
Untuk diketahui, PJT II sebut ada 24.000 KJA yang sekarang ada di Jatiluhur. Waduk tersebut dibuat oleh Ir. H. Juanda hanya bisa mengelola 4.000 keramba. Karena faktor keamanan, menjangkitnya KJA ini sudah menyebabkan turbin pembangkit listrik di waduk menajdi objek penting di Indonesia terganggu. Karena hal tersebut, Dedi mengatakan pihak dari pemerintahan Purwarkarta sudah membuat program zero KJA.

“Saya ingin zero KJA saja. Daripada nanti diberikan izin 4.000 keramba, tapi pada praktiknya ditambah lagi secara ilegal. Semua harus memahami bahwa Waduk Jatiluhur ini objek vital negara. Kalau jebol bendungan atau turbinnya diledakan, habis sudah,” ungkapnya.

Sudah diberitakan, Detasemen Antiteror 88 Mabes Polri berhasil menangkap 4 orang teroris yang berada di Purwakarta. Dua orang yang berhasil hidup adalah Rizal dan Ivan, tapi yang sudah meninggal adalah Abu Sofi, dan Abu Faiz, tewas di tempat

Ke empat teroris ini masuk ke dalam jaringan JAD, Jawa Barat, yang ikut dalam jaringan JAD Tasikmalaya, yang ditangkap di Tangerang Selatan. Rabu (21/12).

Mereka akan melakukan penyerangan di Pospol di Purwakarta di Malam Tahun Baru, pada saat tersebut, mereka sudah menyurvei tempat dan mereka siap untuk menyerang Bunder, Jatiluhur karena penjagaan yang serdikit. Karena kelompok tersebut sudah ada dari tanggal 20 Desember gratis, pemilik tempat merasa kasihan karena mereka berpenampilan buruk. Karena sehari-hari mereka berkegiatan beli makanan dan kembali, lalu survei Pos Polisi.

Polisi kembangkan masalah penangkapan supaya ditakutkan akan ada jaringan teroris baru lagi yang dimungkinkan akan melakukan aksi teror dengan menyerang Polisi. (nap/ber)

Baca Juga:

Tersangka Teroris Waduk Jatiluhur Belum Diketahui Akan Beraksi Dimana

Tim Densus 88 Menyidak Persembunyian Teroris di Jatiluhur, 2 Tewas

Jika Jatiluhur Diledakkan, Akibatnya Lebih Mengerikan dari Peristiwa WTC