kabarin.co – Pengamat MTI, Djoko Setijowarno, menegaskan kota yang telah berhasil adalah kota yang sukses mengayomi pejalan kaki yang lengkap. Kota di negara maju punya jalan yang nyaman untuk warganya berjalan kaki.
“Kita semua adalah pejalan kaki. Berjalan kaki adalah cara yg paling alami, terjangkau, dan sehat untuk bepergian.
Namun memerlukan lebih dari sekedar tungkai dan kaki. Berjalan kaki membutuhkan jalan yang nyaman, sebagai instrumen dasar kota yang berkelanjutan,” kata Djoko Soetijowarno kepada Republika, Rabu (14/14).
Djoko menambahkan, lingkungan tersebut tidak hanya melindungi warganya, tapi juga harus bebas hambatan, yang bermanfaat, teduh, dan terang. Singapura adalah kota yang dekat khatulistiwa, tapi Djoko menambahkan, warga disana biasa jalan, karena fasilitas lengkap, nyaman, dan dilengkapi perlindungan pohon yang rindang, karena tidak menimbulkan masalah saat melewati jalan tersebut.
Ia menegaskan, penyeberangan itu harus dibuat nyaman karena rambu yang jelas, tempat menunggu yang ada, dan ruas jalan yang bisa mengurangi jarak penyeberang.
Menurutnya, akses bagi penyandang difabel harus ditambah. Karena penyandang difabel sulit apabila menggunakan jalan umum. Karena dipasang tiang yang tingginya 1 meter. Tiang tersebut untuk menghalangi penyalahgunaan trotoar bagi pengendara kendaraan bermotor.Ia sarankan, pemasangan Portal sebagai pemecahan solusi tersebut. “Agar penyandang disabilitas dapat menggunakan trotoar, tetapi pesepeda motor terhalang, dapat memasang portal S,” ujar Djoko Soetijowarno.
(nap/rep)
Baca Juga:
Paralimpiade 2016 di Jadikan Tampilan Google Doodle Hari Ini
