Rahasia di Balik Gemerlapnya Intan Berlian

kabarin.co – Intan atau Berlian adalah permata paling berharga dengan derajat kekerasan 10 pada skala mohs. Material paling keras yang tidak akan tergores oleh benda lain. Empat kali lebih keras dari substansi lain terdekatnya. Kerasnya Intan disebabkan oleh ikatan kimia yang kuat antara unsur atom karbon yang membentuknya. Itulah salah satu penyebab ia menjadi permata tercantik yang sangat bernilai.

Kemampuannya memantulkan cahaya adalah yang tertinggi dari permata-permata lain, kilapnya dinamakan kilap adamantin. Indeks bias berlian terhadap sinar infra merah mempunyai nilai 2,407 dan indeks bias terhadap sinar ultra ungu 2,465. Perbedaan harga indeks bias antara kedua sinar tersebut mencapai 0,058 dan antara sinar merah dan biru tercatat 0,048, dispersi yang sangat tinggi itu tampak dari tampilannya yang gemerlapan.

Namun pada awalnya mineral Intan yang belum diolah akan nampak bagaikan bongkahan kaca tak berharga. Intan yang berbentuk bongkahan-bongkahan seperti kaca itu terbentuk jauh di dalam perut bumi yang masih berupa magma, sampai kedalaman 160 km. Setelah melalui proses panjang dan rumit, bongkahan tadi pun menjelma menjadi butiran-butiran Intan yang luar biasa gemerlapnya.

Apakah mineral pembentuk Intan?
Ya, Intan terbuat dari karbon murni. Karbon atau arang adalah bahan dasar pembentuk permata ini. Tak beda dengan grafit dalam batang pinsil anda atau arang untuk memanggang. Dan sejauh yang diketahui Intan adalah satu-satunya permata yang tersusun hanya dari satu unsur.

berlian-carbon

Mungkin anda pernah menonton film The Core (produksi th 2003), yang bercerita tentang sekelompok orang nekad berusaha menyelamatkan bumi. Mereka menggunakan semacam kendaraan yang bisa menembus jauh sampai ke perut bumi.

Dalam film itu diceritakan umat manusia dan seluruh kehidupan dalam ancaman bencana besar karena inti Bumi entah mengapa tiba-tiba berhenti berotasi. Inti bumi harus di’hack’ dengan dipasangi bom nuklir dan diledakkan untuk mengakselerasinya kembali.

Singkat cerita mereka berhasil menembus kerak bumi yang tebalnya lebih dari 100km itu dan tiba di bagian dalam bumi yang masih cair dalam perjalanannya menuju inti Bumi. Melalui kamera eksternal mereka bisa menyaksikan ‘pemandangan’ dalam cairan super panas tersebut. Saat itulah mereka melihat bongkahan-bongkahan besar kecil yang melayang-layang di sekitar ‘pesawat’ mereka.

Seorang dari mereka berujar, “Lihat, itu adalah Intan… bongkahan Intan yang sangat besar”. Kemudian mereka melihat lagi beberapa bongkahan dalam berbagai ukuran, ada yang sebesar bola basket dan ada pula yang hampir sebesar mobil VW.

Meskipun penyebab bencana dalam film tersebut tidak jelas juntrungannya, tetapi barangkali memang seperti itulah kondisi bongkahan Intan yang terbentuk jauh di bawah tanah, melayang-layang dalam cairan perut bumi yang super panas. Lalu bagaimana bongkahan karbon yang kemudian jadi intan itu bisa sampai ke sana?

Para ahli mineral menduga bahan Intan yang berupa karbon tadi terjatuh ke dalam perut bumi akibat pergerakan lempeng tektonik yang melibatkan lempeng benua dan samudra. Kemudian bongkahan-bongkahan karbon itu terjebak di dalam sana. Selama jutaan tahun panas yang intens dan tekanan bumi yang sangat dahsyat mengubahnya perlahan-lahan menjadi Intan.

berlian-subduction and deep eruption

Bongkahan karbon apakah itu? Apakah lapisan batu bara yang memang terdiri dari karbon? Lapisan batu bara biasanya terbentuk secara horizontal jauh di atas permukaan lempeng benua. Jarang sekali lapisan batubara terbawa sampai jauh ke kedalaman tempat terbentuknya kristal-kristal intan. Lapisan paling dalam yang terdapat batu bara maksimal 3,2 km.

Intan biasanya ditemukan menyebar secara vertikal pada pipa kimberlite atau lubang atau jalur keluarnya lava gunung berapi tua yang sudah lama mati, dimana terbentuknya Intan jauh lebih dalam lagi, sekitar 150 km.

Lagi pula menurut perhitungan umur karbon, Intan ternyata jauh lebih tua dari karbon yang terdapat pada fosil tanaman paling tua di planet Bumi, yang merupakan bahan dasar batu bara. Dari proses dan tempat pembentukannya Intan tampaknya tidak terbuat dari karbon yang terkandung dalam batu bara, karena kemungkinannya sangat kecil.

Nah, kristal-kristal Intan yang telah terbentuk itu perlu waktu jutaan tahun sampai kondisi yang tepat untuk terbawa ke atas. Apa yang mampu membawanya atau mengangkatnya ke atas permukaan? Satu-satunya yang paling mungkin adalah adanya aktifitas gunung berapi. Tekanan magma yang hebat membawa serta kristal-kristal Intan itu melalui jalur lava sampai ke permukaan. Tak heran jika tambang Intan biasanya terdapat di daerah yang dekat dengan gunung berapi atau gunung berapi tua (yang sudah tidak aktif).

Para ahli menyimpulkan Intan terbentuk dari batuan mengandung karbon yang terbentuk atau terperangkap jauh di bawah permukaan tanah. Lempeng samudra tampaknya lebih mungkin menjadi sumber batuan karbonat semacam limestone dan dolomite yang kemudian menjadi Intan daripada karbon pada batu bara yang terdapat pada permukaan lempeng benua.

 

berlian-kimberlite pipe

Meski pun dengan teknologi sekarang sudah bisa dibuat karbon berstruktur seperti Intan, namun Intan alam hanya bisa terbentuk jauh di kedalaman bumi yang tidak tercapai oleh manusia. Untungnya ada gunung berapi yang bisa membawanya dari lingkungan super ekstrim itu sampai ke atas, ke dekat permukaan sehingga mineral berharga ini bisa ditambang. Dalam aktivitas vulkanis itu, selain Intan di bawa juga berbagai material lain seperti Garnet dan Zircon yang juga merupakan bahan baku permata nan menawan.

Deposit Intan tersebar di berbagai belahan dunia, tapi penghasil Intan utama adalah Afrika, Australia, India, dan terakhir Kanada. Di Indonesia tambang Intan terkenal ada di Martapura Kalimantan Selatan. Pusat perdagangan Intan dunia sekarang ini berada di Eropa, khususnya di kota Antwerpen Belgia.

Fakta menarik lain dari Intan.
Intan atau Berlian adalah bentuk lain dari unsur karbon. Karbon adalah salah satu elemen yang memiliki banyak bentuk (polymorf). Grafit adalah polymorf dari unsur ini. Keduanya memilliki unsur pembentuk yang sama, yaitu karbon, tapi memiliki sifat dan struktur fisik dan kimia yang berbeda. Perbedaan fisik yang sangat tampak secara kasat mata, Intan sangat keras dan sebaliknya grafit termasuk lunak (contohnya karbon pada pinsil anda).

berlian-grafit
Grafit (kiri) dan kristal Intan (kanan).

Intan adalah penghambat listrik (insulator) yang sangat baik, sedangkan grafit adalah penghantar listrik (konduktor) yang sangat bagus. Sebagai abrasif (bahan penggosok) Intan adalah abrasif yang sangat luar biasa (permata lain biasanya digosok dengan serbuk intan sampai mengkilat), sementara grafit adalah bahan pelicin/pelumas yang sangat bagus.

Kebanyakan Intan tembus pandang (transparan) -meskipun ada juga Intan yang berwarna hitam, sementara grafit sebaliknya dia tidak tembus cahaya (opaque). Sistem kristal pada Intan berbentuk isometrik, pada grafit kristalnya tersusun secara hexagonal.

Grafit adalah bentuk stabil dari karbon (yang akan menjadi Intan jika di’cemplung’kan ke kedalaman 160 km, di mana di sana karbon diubah menjadi Intan), sementara semua Intan yang berada di permukaan bumi (karena tekanan dan suhu permukaan tempatnya berada sekarang ini sangat jauh berbeda dengan tempat awal terbentuknya), akan kembali menjadi grafit.

Hmm… Berlian kembali menjadi grafit? Secara teori ya, tapi untungnya perubahan itu akan berlangsung dalam waktu yang sangat .. sangat lama (mungkin jutaan tahun). Maka tak keliru jika orang mengatakan berlian itu abadi, Diamonds are Forever.

Clarity (kejernihan).
Intan adalah substansi yang tembus pandang (transparan). Dispersi atau selisih indeks bias terhadap sinar ultra ungu dan infrared-nya memiliki nilai yang paling tinggi, melebihi nilai dispersi indeks bias substansi apa pun. Cahaya dapat ‘menerobos’ dan terpantul nyaris tanpa hambatan. Itulah sebabnya Intan nampak sangat gemerlap.

berlian-dispersions

Permata cantik ini adalah penghantar panas yang lebih baik dibanding substansi apa pun, lima kali lebih baik dari perak yang berada di urutan kedua. Memiliki titik lebur tertinggi, yaitu pada 3.820º Kelvin atau 4.093 derajat Celcius!

Susunan atom-atom Intan memiliki kerapatan yang lebih padat dibanding substansi lainnya, hal ini disebabkan karena dalam proses ‘pembuatannya’ Intan mengalami panas yang intens dalam waktu jutaan tahun dan tekanan sampai dua juta atm. Dengan ‘pengepakan’ yang begitu rapat Intan pun menjadi sangat sangat… keras. Tak ada material di muka bumi ini yang dapat menggoresnya. (mfs)

Baca juga:

Rubi, Permata Merah Menawan yang Sangat Mempesona

Safir, Permata Kahyangan yang Lahir dari Dalam Bumi

Heliodor, Si Cantik Kuning Emas dari Keluarga Beril