Peridot, Pesona Hijau Keemasan si Permata Intermilenia

Fashion17 Views

kabarin.co – Peridot adalah permata cantik bernuansa lembut yang sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Orang-orang Mesir mengenakannya dalam perhiasan mereka sejak 3.800 tahun silam! Hebatnya, setelah ribuan tahun batu ini masih tetap populer sampai sekarang.

Di masa itu Peridot (dibaca: peridow) ditambang di sebuah pulau vulkanis kecil bernama Pulau Zaberged di Laut Merah, sekitar 75 kilometer lepas pantai Mesir. Batu dengan pesona hijau lembut ini tidak lagi ditemukan di sana sampai sekitar tahun 1900an.

Peridot
Peridot dengan warna hijau keemasannya yang khas digosok facet (bersending/berjenjang) dalam bentuk cushion, oval dan round.

Penambangan oleh bangsa Mesir kuno itu konon dilakukan di malam hari karena menurut legenda batu ini sulit ditemukan ketika hari masih siang. Namun pantulan warna hijaunya akan dengan mudah tampak di bawah cahaya lampu.

Itu sebabnya orang Romawi kuno menjuluki Peridot si Zamrud Malam, karena warna hijau batu ini tidak berubah meski di bawah cahaya buatan. Bandingkan dengan Aleksandrit yang berwarna hijau ketika siang hari dan berubah merah keunguan di saat malam tiba.

Asal kata Peridot
Kata Peridot, bisa jadi berasal dari kata dalam bahasa Prancis ‘peritot’, yang artinya tidak jernih, karena batu ukuran besar nampak agak berkabut di dalamnya. Pendapat lain, terkait dengan sejarahnya yang sudah berusia lebih dari 3000 tahun, mengatakan bahwa Peridot berasal dari kata Arab ‘faridat’ yang artinya batu permata.

Konon batu ini pernah disebut di dalam Injil yang bahasa aslinya masih serumpun dengan bahasa Arab, bahasa Aramaic. Tetapi ada juga yang menganggap kata Peridot aslinya dari bahasa Yunani, ‘peridotona’, yang artinya kurang lebih ‘membawa kekayaan’.

Orang Amerika dengan salah kaprah dulu menyebut batu ini krisolit/chrysolite, kata yang berasal dari bahasa Yunani chrysolitos (terbakar menjadi abu) yang sesungguhnya berarti batu kuning emas yang kini diterapkan bagi topas kuning atau hyacinth.

Peridot - speciment
Spesimen Peridot langka berukuran besar dari Pakistan yang kini tersimpan di Smithsonian Museum, Amerika Serikat.

Di Eropa terutama di Jerman dan Inggris permata ini disebut Olivine yang sebenarnya adalah nama dari kristal pembentuk batu ini. Secara mineralogi Peridot memang keturunan olivine yang berkualitas permata, tidak semua olivine dapat dijadikan permata.

Jika Turmalin dan Agate/Akik yang hadir dengan banyak warna sehingga mempunyai bermacam-macam nama dan julukan sesuai dengan keunikan, warna atau pola-pola khas pada batu-batu tersebut. Sementara Peridot, meski hanya menyandang tiga nama ‘resmi’ yaitu Peridot, Chrysolite, dan Olivine, penamaan pada pada batu Peridot ini sungguh unik, karena nama dua yang terakhir agak kurang tepat bagi batu ini.

Peridot Dalam Mineralogi
Peridot merupakan adukan dua mineral alam yang terdiri dari forsterit (magnesium silikat) dan fayalit (besi silikat) dengan perbandingan 1 : 1. Derajat kekerasannya sedikit di bawah quartz (kuarsa/silika), yaitu 6,5 pada skala Mohs, dengan sistem kristal orthorombik.

Baca juga: Quartz adalah Induk dari Berbagai Macam Batu Permata

Kristal Peridot terkadang mengandung kotoran mineral biotit yang bentuknya seperti lembaran-lembaran daun lili air yang menimbulkan efek katoyan (mata kucing) pada batu ini.

Jika berpotensi mengeluarkan efek katoyan batu ini diasah cabochon (dome atau kubah di sisi atas), namun karena kebanyakan Peridot warnanya hijau transparan maka umumnya Peridot diasah bersending/facet, terutama dalam bentuk facet round, oval, cushion, markis, pendelope, dan briolet.

Cat's Eye Peridot
Permata Peridot langka dengan efek katoyansi (mata kucing).

Semburat cahaya pada permata ini berkesan lembut. Kilapnya nampak berminyak (oily) seperti minyak zaitun, tak heran jika orang Eropa khususnya menamakan permata ini sebagai Olivine, yang asal katanya adalah olive (zaitun). Peridot adalah permata dengan warna tunggal (yang selalu dalam variasi warna hijau) dengan pendaran lembut sinar keemasan.

Di Indonesia Peridot dulu dikenal dengan nama Biduri Minyak karena kilapnya yang nampak berminyak seperti kayu putih. Kadang disebut juga Akik Mirah Kuning, mungkin karena terdiri dari adonan olivin kuning kehijauan seperti buah zaitun plus krisolit berwarna kuning. Sekarang di pasaran lokal batu ini lebih dikenal dengan nama internasionalnya.

Kristal olivin dalam ukuran kecil seringkali ditemukan dalam batuan basalt, batuan dari magma gunung berapi yang membeku secara cepat. Bahkan ada juga yang ditemukan di dalam meteorit yang berbahan dasar besi dan nikel (palasit). Ada beberapa spesimen Peridot yang berasal dari luar angkasa yang sempat diasah dan dijadikan perhiasan.

Peridot dengan ukuran cukup besar dan berkualitas bagus ditambang di beberapa negara antara lain: Afghanistan, Pakistan, Myanmar (di daerah Mogok), Thailand, Afrika Selatan, Brasil, Norwegia, Srilangka, USA (ditambang oleh suku Indian di kawasan konservasi San Carlos, Arizona) dan Australia (Queensland).

Pantai di pulau-pulau di Oahu (Hawaii) banyak pula mengandung olivin berharga ini, tapi butirannya terlalu kecil untuk diasah menjadi perhiasan. Batu dari gunung berapi ini dulunya bagaikan harta karun bagai orang-orang Hawaii. Mereka menyebutnya air mata Dewi Api (Pele).

Kembalinya si Permata Inter Milenia
Batu ini memang memiliki sejarah yang sangat panjang, sudah dikenal sebagai permata berharga sejak ribuan tahun yang lalu. Konon disebut di dalam Injil, benda berharga bagi bangsa Mesir Kuno, Zamrud Malam di era Kekaisaran Romawi Kunodan mencapai puncak ketenarannya pada zaman baroque, di abad pertengahan di Eropa.

Setelah masa itu entah mengapa batu ini seolah kehilangan popularitasnya dan mulai dilupakan orang, berabad-abad lamanya. Sampai pertengahan tahun 90an, permata ini tiba-tiba kembali menjadi daya tarik besar dalam pameran-pameran permata di seluruh dunia.

Penyebabnya adalah ditemukannya deposit Peridot dalam ukuran dan kualitas yang luar biasa di Pakistan. Penambangan di tempat ditemukannya itu begitu sulit dan hanya bisa dilakukan di musim panas saja. Karena letaknya di celah sebuah gunung dengan ketinggian lebih dari 4000 meter dari permukaan laut.

Kashmir Peridot
Rough (material mentah) Peridot dari daerah Pakistan dan Kashmir dengan ukuran dan kualitas yang luar biasa.

Deposit yang ditemukan memiliki ukuran yang mengagumkan dan bentuk kristal yang sangat bagus dan sensasional. Tidak salah jika dikatakan lebih bagus dari Peridot yang pernah ditemukan di mana pun di seluruh dunia, jumlahnya lebih dari cukup dan hal ini segera saja menaikkan permintaan akan permata ini.

Untuk menetapkan kualitasnya yang spesial itu Peridot dari daerah ini dijuluki Peridot Kashmir, mencontoh rekan permata lainnya yaitu Safir Kashmir yang lebih dulu populer di seantero jagad.

Di awal milenium ketiga, berkat penemuan spektakuler di Pakistan itu permata intermilenia yang hampir terlupakan berabad-abad lamanya ini perlahan mulai memperoleh ketenarannya kembali. (mfs)

Baca juga:

Pirus, Batu dari Timur yang Tak Lekang oleh Zaman

Pesona Spinel, Kembalinya si Permata Jelita

Giok nan Anggun dengan Kilau Lembut Cahaya Surgawi