Simon McMenemy: Kami Bermain Lebih Bagus, tapi Sepakbola Terkadang Kejam

kabarin.co – Pelatih Bhayangkara FC Simon McMenemy mencoba berlapang dada dengan kekalahan timnya dari Semen Padang. Seperti diketahui, Bhayangkara takluk 1-0 dari Semen Padang pada babak perempat-final Piala Presiden 2017 di Stadion Manahan, Solo, Minggu (26/2) malam.

“Kami menampilkan permainan terbagus, menciptakan lebih banyak peluang, menguasai bola, hingga menampilkan permainan berbahaya dibandingkan mereka. Tetapi skor akhir ditentukan oleh gol di akhir pertandingan, ini sulit bagi kami karena terkadang sepakbola itu kejam dan tidak adil. Kami kini harus terus latihan lagi agar semakin berkembang,” kata McMenemy, selepas laga.

Pelatih asal Skotlandia ini pun memberikan penjelasan terkait strategi pergantian pemain yang dilakukannya di menit-menit akhir pertandingan. Di mana dia menggantikan Dendy Sulistyawan dan Jajang Mulyana dengan Firman Utina dan Muchlis Hadi Ning Syaifulloh. Menurutnya, itu bukan untuk persiapan babak adu penalti.

“Saya tidak berpikir kami ingin penalti. Ketika saya memasukkan pemain, saya percaya pemain itu bisa memberikan perubahan setidaknya sebelum ada adu penalti. Saya ingin memenangkan pertandingan sebelum adu penalti, jadi saya menggantikan Dendy dan Jajang bukan karena mengandalkan penggantinya untuk adu penalti,” urainya.

“Sebelumnya menggantikan pemain yang bermain bagus di pertandingan sangat berat, kami menggantikannya semenit sebelum pertandingan. Kami terkena tendangan bebas yang menurut saya tidak perlu, karena sebelum ada pelanggaran posisi Firman Utina sudah memenangkan bola. Dari tendangan bebas itu mereka bisa mencetak gol,” tambah mantan pelatih timnas Filipina itu.

Eks pelatih Mitra Kukar ini juga membantah empat pemainnya yang baru saja selesai mengikuti seleksi tim nasional Indonesia U-22 kelelahan. “Kami punya empat pemain dari timnas yang baru saja berkumpul, tidak ada hubungannya pemanggilan itu dengan kekalahan kami hari ini (kemarin),” tutupnya.(goal)