Dolar AS Tertekan Akibat Perang Dagang, Rupiah Berpotensi Menguat

Petugas menghitung uang pecahan Dolar AS di layanan nasabah Bank BNI, Jakarta, Senin (26/1). Mata uang Rupiah melorot ke level Rp 12.515 per dollar AS, selain euforia rencana pembelian obligasi oleh Bank Sentral Uni Eropa (ECB), pelemahan Rupiah dipicu 'flight to quality' sehingga penguatan dollar AS akan memicu pelemahan mata uang global terhadap dollar termasuk rupiah. ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma/pd/15

kabarin.co – Dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat terhadap rupiah. Mengutip data perdagangan Reuters, Kamis (5/4), dolar AS dibuka di Rp 13.762. Dolar AS kemudian menguat ke Rp 13.766. Sempat melemah tipis, dolar AS kembali naik dan kini posisinya ada di Rp 13.767.

Secara year to date (ytd), dolar AS masih menguat terhadap rupiah sebesar 0,012%.

Dolar AS Tertekan Akibat Perang Dagang, Rupiah Berpotensi Menguat

Binaartha Sekuritas dalam risetnya menyebutkan masih terdapat potensi penguatan bagi rupiah mengingat secara teknikal, pada daily chart terlihat pola long white body candle yang mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar pada dolar AS.

Secara eksternal, kebijakan proteksionisme Trump yang berujung pada perang dagang antara AS dengan China berpotensi memberikan bearish effect bagi dolar AS. Sementara itu, adapun data klaim pengangguran AS yang diproyeksikan meningkat juga menjadi sentimen negatif bagi dolar AS. Range USD/IDR hari Kamis adalah Rp 13.740 hingga Rp 13.795. (kum)