kabarin.co – Jakarta, Belum disetujuinya anggaran pemerintah di 2018, membuat Amerika Serikat (AS) terancam shutdown. Ancaman ini membuat dolar AS melemah, dan langsung dimanfaatkan oleh Rupiah.
Melansir Bloomberg Dollar Index, Rupiah pada perdagangan spot exchange rate di pasar Asia menguat 22 poin atau 0,16% ke Rp13.325 per USD. Adapun pergerakan harian Rupiah pagi ini, berada di kisaran Rp13.323-Rp13.370 per USD.
Rupiah Berhasil Menguat ke Rp13.325/USD
Sementara Yahoofinance mencatat, Rupiah menguat 18 poin atau 0,13% menjadi Rp13.327 per USD. Dalam pantauan Yahoofinance, Rupiah bergerak dalam rentang Rp13.323 per USD hingga Rp13.342 per USD.
Sekadar informasi, DPR AS mengeluarkan sebuah undang-undang untuk mendanai operasi pemerintah sampai 16 Februari, dan menghindari penutupan BUMN pekan ini. Namun, RUU tersebut masih harus disetujui oleh Senat, dan memasuki masa depan yang tidak menentu.
Prospek persetujuan Senat telah dipersulit oleh Presiden Donald Trump, yang mengatakan bahwa perpanjangan dana untuk Program Jaminan Kesehatan Anak (CHIP), prioritas Demokrat, tidak boleh disertakan.
Euro berada di USD1,22 mendekati level tertinggi tiga tahunan di USD1,23, setelah menguat 0,28% sejauh minggu ini. Sementara Euro membukukan keuntungan selama lima minggu berturut-turut.
Dolar diperdagangkan pada 111,02 yen, dengan rebound dari level terendah empat bulan di hari Senin di 110,19, yang sudah memudar meskipun kenaikan imbal hasil utang AS.
Imbal hasil US Treasury 10 tahun naik menjadi 2,627%, mendekati puncaknya pada Desember 2016 sebesar 2,641%, terpukul pada ekspektasi mengenai rencana ekonomi Trump dalam hal pemotongan pajak dan pengeluaran infrastruktur.
Dolar telah turun sejak 2017, sebagian besar pada ekspektasi bank sentral, selain Federal Reserve, yang berusaha untuk mengakhiri kebijakan suku bunga rendah, bahkan negatif yang mereka adopsi untuk memerangi krisis keuangan global 2008. (oke)
Baca Juga:
Rupiah Dibuka Terpukul ke Level Rp13.365/USD