Gubernur BI Agus Martowardojo menyatakan, kebijakan menaikkan 25 bps berdasarkan kajian yang dilakukan Bank Sentral dengan melihat stabilitas perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian yang cukup tinggi di pasar keuangan dunia. Termasuk adanya satu kondisi rebalancing likuiditas di dunia.
Agus menyatakan, Bank Sentral juga meyakini adanya depresiasi atau ekspektasi depresiasi lebih dalam terhadap Rupiah yang dapat berdampak pada inflasi. Pasalnya Rupiah terus menunjukkan tren pelemahan sejak beberapa pekan terakhir menembus level Rp14.000 per USD.
“Kita tidak ingin depresiasi dampak ke inflasi dan berdampak kembali ke depresiasi,” katanya dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta kemarin. (oke)
Baca Juga:
Jinakkan Dolar AS, Rupiah Akhirnya Menguat ke Rp14.079/USD