Kopi Amungme
Kopi Amungme diproduksi di Kabupaten Timika, Papua. Sesuai namanya, kopi ini dibudidayakan oleh suku Amungme di dekat tambang Tembagapura. Awalnya bibit kopi arabika typica dibawa dari Dogiyai dan selanjutnya dibudidayakan oleh petani suku Amungme.
Kopi Amungme ditanam di ketinggian 2.500 mdpl di sejumlah kampung yaitu Kampung Oroanop, Tsinga, Hoya, dan Banti. Saat ini sudah lebih 19 ribu hektare lahan di dekat tambang Tembagapura ditanami kopi Amungme dengan sistem tumpang sari. Jumlah pohon kopi yang telah ditanam mencapai 13.603 pohon dengan produksi rata-rata 606 kg atau 0,6 ton biji kopi (parchment) per tahun.
Pohon kopi Amungme dipupuk secara alami dengan tanaman bernitrogen serta material kompos dan multus hutan. Petani suku Amungme melakukan semua proses pengolahan kopi secara manual mulai dari panen hingga pengeringan. Setelah itu, proses pengorengan dan penggilingan akan dilakukan secara modern di Timika.
Jenis tanah berlogam mulia emas, iklim dan ketinggian wilayah Tembagapura menjadikan kopi Amungme beraroma khas. Kopi Amungme strukturnya full-body, sedikit asam rasanya, beraroma manis yang sangat khas dan kuat serta memiliki after taste (rasa yang tertinggal) berupa rasa moka.