“Ya di pelabuhan ya cangkul-cangkul. Semoga enggak sakit lagi,” kata dia sambil tertawa.
Dulu pernah kerja di kafe Salah satu buruh angkut yang menjadi pengisi adalah Kelvin (22). Di usianya yang masih relatif muda, ia mengaku sudah dua tahun ikut menjadi pengisi di Pelabuhan Muncar bersama Sudar serta rekan-rekannya di kapal BS.
Kelvin bercerita, sebelum menjadi buruh angkut, ia pernah bekerja sebagai penjaga kafe selama enam bulan. Namun ia mengaku tak betah dan memilik menjadi buruh angkut di Pelabuhan Muncar. “Pas kerja di kafe rasanya enggak punya teman, Individualis. Kalo di sini kan kekerabatannya kental.
Kumpul dan kerja bareng,” kata pria lulusan SMK di Muncar. Ia mengaku tak malu dengan pekerjaan sebagai buruh angkut pengisi di Pelabuhan Muncar. “Yang penting kan halal. Kenapa harus malu,” ungkap dia.(pp)