kabarin.co – Memperingati Hari Ibu, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengadakan acara ‘Kesejahteraan Perempuan dan Laki-Laki untuk mewujudkan Indonesia Bebas Kekerasan’.
Acara tersebut didatangi oleh Mantan Menteri PPPA, Linda Gumelar.
Linda menjelaskan bahwa 22 Desember dijadikan menjadi Hari Perempuan.
“Jadi saya menyampaikan disini bahwa Hari Ibu yang dimaksud tanggal 22 Desember itu merupakan Hari Perempuan,” ujar Linda, dalam acara Peringatan Hari Ibu yanv digelar di Crowne Plaza Hotel, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (15/12/2016).
Ia menjelaskan bahwa peringatan itu dilakukan, dan dijadikan sebagai Hari Perempuan, bukan Ayah, atau Ibu.
“Bukan Mothers Day, bukan Fathers Day, tapi Womans Day for Indonesia, atau Indonesian Womans Day,” jelas Linda.
Linda menjelaskan, di dalam hari Perempuan, ada pejelasan tentang peran ibu yang juga punya banyak peran serta dalam sebuah keluarga.
“Di dalam situ ada seorang ibu, ibu yang melahirkan dan membesarkan anak, ibu yang mendampingi suami, ibu yang menjalaskan tugas-tugas di rumah bersama bapak dan juga mungkin bekerja dengan kesetaraan pendidikan yang baik,” tegas Linda.
Menurutnya, penyetaraan dalam banyak bidang harus dilakukan dalam merayakan hari Perempuan.
“Tidak ada kesenjangan ekonomi juga, bapak bisa membantu apabila ibu-ibu bekerja,” kata Linda.
Linda juga menyebutkan 22 Desember juga disebut sebagai Hari Perempuan Indonesia.
Jadi itu harus kita clear kan dulu, karena bukan Mothers Day, ini adalah Hari Perempuan Indonesia,” tandas Linda.
Perkataan itu disampaikan dalan acara yang dibuat oleh Presenter ternama, Syahnaz dan Moza Pramitha.
Dihadiri juga oleh Psikiater Ratih Ibrahim, dan istri Kapolri Jenderal Tito Karnavian, Tri Suswati. (nap/trb)
Baca Juga:
Hari Sejarah Penting, 14 Desember Ditetapkan Sebagai Hari Sejarah
