Kekecewaan Hoegeng semakin meluap ketika dipanggil oleh Presiden Soeharto kala itu di rumahnya di Jalan Cendana Nomor 8, Menteng. Tadinya, dia ingin melaporkan kasus penyelundupan mobil mewah tersebut yang salah satunya dilakukan oleh Robby dengan bantuan oknum pejabat. Namun, sesampainya di sana, ternyata Robby telah terlebih dahulu menghadap Presiden Soeharto.
“Setelah menunggu lama, karena ada tamu, Papi terkejut. Ternyata tamunya adalah Robby Tjahjadi. Papi langsung pulang dan tak mau datang meskipun ajudan meneleponnya. Papi beralasan giginya sakit, dan tak bisa ditahan lagi,” cerita putra Hoegeng dalam buku Hoegeng: Polisi dan Menteri Teladan.
Hoegeng pada akhirnya diberhentikan oleh Presiden Soeharto sebagai Kapolri pada 2 Oktober 1971. Dia sendiri ditawari oleh pemerintah untuk menjadi Duta Besar (Dubes) di Kerajaan Belgia, namun ditolak.
Pada saat itu, banyak yang menilai bahwa tawaran menjadi dubes adalah cara rezim Soeharto untuk membuat Hoegeng ke luar Indonesia. “Tugas apapun saya akan terima, asal jangan jadi dubes, Pak,” jawab Hoegeng kepada Soeharto dalam buku Hoegeng, Polisi Idaman dan Kenyataan.