Tabi’in: Rufai bin Mihran, Abu al-Aliyah

Rufai bin Mihraan dimiliki oleh seorang majikan wanita dari Bani Tamim. Dia adalah seorang majikan yang teguh, cerdas, dan terhormat juga jiwanya penuh dengan takwa dan keimanan. Rufai membantunya pada sebagian siang dan istirahat pada sebagian siang lain. Beliau pergunakan waktu senggangnya untuk membaca dan menulis. Beliau pergunakan untuk memperdalam ilmu agama tanpa sedikit pun mengganggu tugas-tugasnya.

Baca Juga :  Thawus bin Kaisan: Penasihat yang Lurus

Suatu hari Jumat, Rufai’ berwudhu dan memperbagus wudhunya kemudian meminta ijin kepada majikannya untuk pergi. Majikannya berkata, “Hendak kemanakah kamu wahai Rufai? Rufai menjawab, “Saya hendak ke masjid.” Majikannya bertanya, “Masjid manakah yang kamu maksud?” Jawabnya, “Masjid Jami’” Majikannya berkata, “Kalau begitu marilah berangkat bersamaku.” Maka keduanya berangkat ke masjid lalu masuk masjid seperti yang lain. Namun Rufai belum memahami apa tujuan majikannya.

Baca Juga :  Iyas bin Mu’awiyah al-Muzanni Tabi’in Cerdas dan Jenius Dimasanya

Ketika kaum muslimin telah berkumpul, majikan Rufai angkat bicara, “Saksikanlah wahai kaum muslimin, sesungguhnya aku telah memerdekakan budakku ini (Rufai) karena mengharap pahala Allah, memohon ampunan dan ridha-Nya. Dan bahwasanya tidak layak seseorang menempuh suatu jalan melainkan jalan yang baik.” Lalu dia menoleh kepada Rufai dan berdoa kepada Allah: