Ini Alasan Presiden Obama Batalkan Pertemuan Dengan Duterte

Sedikitnya 2.400 nyawa melayang dalam waktu dua bulan setelah The Punisher, julukan untuk Duterte, resmi dinobatkan sebagai presiden pada 30 Juni. Korban jiwa sebanyak itu tak lain adalah hasil operasi militer untuk memberangus pengedar narkoba yang menolak menyerahkan diri ke kantor polisi.

Kebijakan ini banyak menuai kritik dari para aktivis HAM, dunia internasional, bahkan intitusi keagamaan. Namun, semua itu tidak dipedulikan Duterte yang merasa bahaya dari narkotika jauh lebih besar dan penting untuk ditindaklanjuti.

Baca Juga :  Banjir Besar Landa Vietnam, 11 Orang Tewas

Melalui pertemuan bilateral yang direncanakan pekan lalu, Obama yang berharap bisa berbicara baik-baik dengan Duterte soal pemberantasan narkoba di negaranya. Sayangnya, niatan presiden kulit hitam pertama AS itu tampaknya belum bisa diwujudkan.(oke)

Baca Juga:

Presiden Duterte Terang-terangan Caci Maki Presiden Obama Dengan Sebutan Anak Pelacur

2.400 Pelaku Kejahatan Tewas, Duterte: “Akan ada lebih banyak lagi yang dibunuh”

Baca Juga :  Perdana Menteri Israel : Pemerintahan Amerika Melakukan Manuver Tidak Sehat

Budi Waseso tidak bisa Meniru Rodrigo Duterte Memberantas Narkoba