Menurut Najamuddin (56), yang juga salah seorang pedagang pengumpul cengkih di Desa Rahadopi, harga cengkih anjlok kemungkinan karena merebaknya wacana kenaikan harga rokok yang mencapai Rp 50 ribu per bungkus. “Tahun sebelumnya, petani cengkih masih dapat menikmati hasil panennya sebab harganya mencapai Rp 175ribu hingga Rp 250 ribu per kilogram, tapi kali ini sungguh sangat anjlok seiring adanya wacana kenaikan harga rokok,” ungkapnya.
Karena itu, baik petani maupun pedagang pengumpul di Kabaena berharap agar pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap pertumbuhan ekonomi khususnya di sektor pertanian.(rep)
Baca Juga:
Hari Tani Nasional: Petani Harus Pintar Memanfaatkan Teknologi Tepat Guna
Petani Indonesia tuntut Perusahaan Minyak Raksasa 1,98 Trilyun