Masuk ke NBA, MJ pun langsung menggetarkan liga. Masih berusia 21 tahun, MJ membuka musim dengan mengantarkan Bulls menang atas Washington Bullets 109-93. Selama 40 menit di lapangan, MJ mencetak 16 poin, 6 rebound, 7 asis, 4 blok, dan 2 steal. Ia memasukkan 5/16 tembakan dan 6/7 tembakan gratis. MJ sama sekali tak melepaskan tripoin di gim ini.
Dua gim berselang, MJ sudah mengambil alih tim ini secara keseluruhan. Melawan Milwaukee Bucks, ia mencetak 37 poin, 4 rebound, 5 asis, dan 6 steal selama 34 menit di lapangan. MJ melepaskan 24 tembakan dan 13 di antaranya menemui sasaran (54 persen) dan tetap tajam di tembakan gratis dengan 11/13 (85 persen).
MJ tampil penuh 82 gim di musim pertamanya. Ia membantu Bulls lolos ke playoff sebagai peringkat tujuh klasemen akhir Wilayah Timur dengan rekor menang-kalah (38-44). Ini jadi kali pertama Bulls lolos ke playoff sejak tiga musim sebelumnya.
Catatan 28,2 poin, 6,5 rebound, 5,9 asis, 2,4 steal, dan 0,8 blok menempatkan MJ menutup musim sebagai ruki terbaik. MJ memasukkan 51,5 persen tembakan keseluruhannya dan 84 persen dari tembakan gratis. Secara statistik lanjutan, catatan 51 persen efisiensi tembakan (eFG%) sudah melebihi tipis rataan liga yang kala itu berada di angka 50 persen. MJ juga mencatatkan tiga kali tripel-dobel di musim ini.
MJ lantas terpilih sebagai All Star di musim perdananya. Hal ini sempat membuat beberapa All Star cukup jengkel karena sorotan yang sangat masif untuk ruki ini. Bahkan, sempat ada gerakan untuk tidak memberi umpan ke MJ di laga All Star. Keperkasaan MJ membuat Sports Illustrated menjadikannya sampul majalah mereka dengan judul “A Star is Born.” Judul yang akhirnya benar-benar dijalani oleh MJ.