Jordan juga besar pada era yang berbeda dengan Bryant dan James. Ia hadir saat media sosial belum marak. Tidak ada Instagram, Twitter, dan Facebook. Medium penyebaran informasi dalam bentuk video saja terbatas. Namun, nama Jordan tetap besar.
Sebagai bukti, saya ingat Luis Scola menceritakan tentang kultur bola basket Argentina pada akhir 1980-an sampai awal 1990-an. Ia mengatakan bahwa siaran televisi kabel belum ada di sana saat itu. Scola dkk. hanya memanfaatkan kaset yang dikenal dengan sebutan VCR untuk belajar bermain bola basket. Pemain-pemain Argentina mengenal Jordan lewat sana.
Setelah televisi kabel muncul di mana-mana, orang-orang mulai bisa menyaksikan NBA dengan leluasa. Scola ingat betul ia pernah menonton Final NBA 1992. Saat itu, Chicago Bulls mesti berhadapan dengan Portland Trail Blazers. Jordan menjadi Most Valuable Player (MVP). Bulls juara dengan kedudukan 4-2.
Bayangkan, seandainya media sosial seperti sekarang sudah ada sejak era Jordan, mungkin namanya bisa lebih besar lagi. Pada 1990-an saja Jordan sudah besar sekali. Ia bisa menarik perhatian secara global.