kabarin.co – Nan-hai, Dwipantara, Jaza’ir al-Jawi, Indian Archipelago, Oost Indie, East Indies, Indes Orientales, Nederlandsch-Indie atau Hindia Belanda, To-Indo, Insulinde — nama-nama itu pernah digunakan untuk mewakili wilayah yang kini menjadi Indonesia.
“Earl menyarankan istilah etnografi ‘Indunesian’, tetapi menolaknya dan mendukung ‘Malayunesian’. Saya lebih suka istilah geografis ‘Indonesia’, sinonim yang lebih pendek untuk Pulau-pulau Hindia atau Kepulauan Hindia,” tulis Logan dalam artikelnya The Ethnology of the Indian Archipelago.
Nama Earl merujuk pada ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl yang menyarankan istilah ‘Indunesia’ atau ‘Malayunesia’.
Kata ‘Indonesia’ kemudian muncul dalam Sumpah Pemuda yang digelorakan pada 1928 — salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan.