Awali 2019, Rupiah Dibuka Melemah Paling Dalam di Asia

Teller Bank CIMB Niaga menata uang rupiah di Jakarta, Selasa (21/10). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali menguat pada akhir perdagangan Selasa (21/10), meskipun  kembali berada di kisaran Rp12.000/US$ dan sepanjang hari kemarin rupiah bergerak  di kisaran Rp11.974-Rp12.010/US$. SP/Joanito De Saojoao.

Sedangkan mata uang lainnya bersandar di zona merah. Euro Eropa melemah 0,11 persen, dolar Australia minus 0,15 persen, rubel Rusia minus 0,19 persen, dan franc Swiss minus 0,21 persen.

Kendati melemah pagi ini, Analis Monex Investindo Dini Nurhadi Yasyi memperkirakan rupiah akan menguat pada awal tahun karena kecenderungan rupiah masih cukup positif usai libur Tahun Baru 2019.

Namun, rupiah akan mendapat sentimen dari pengumuman rilis inflasi Indonesia sepanjang tahun lalu yang akan dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada siang ini pukul 11.00 WIB.

Baca Juga :  Rupiah Melemah ke Level Rp14.452 Per USD, Terendah sejak Awal 2019

“Ini akan memberi arah prospek ekonomi Indonesia selanjutnya,” ujar Dini kepada CNNIndonesia.com.

Lebih lanjut, Dini memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp13.800-14 ribu per dolar AS sepanjang tahun ini. Hal ini karena probabilitas kenaikan tingkat suku bunga acuan bank sentral AS, The Federal Reserve berkurang.

Sementara Analis CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan rupiah akan bergerak di rentang Rp14.300-15.250 per dolar AS sepanjang tahun ini. Rentang pergerakan rupiah ini mempertimbangkan arah kebijakan moneter dari bank sentral di dunia, khususnya The Fed dan Bank Indonesia (BI).