Harga Emas Antam Hari Ini Turun, Terdampak Dinamika Harga Emas Dunia

Emas Antam
Ilustrasi emas antam. (Foto: X/@Harian_Jogja)

Kabarin.co, – Harga emas Logam Mulia produksi PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) mengalami penurunan pada perdagangan hari ini, seiring dengan koreksi harga emas dunia.

Dilansir dari lamaan Bloomberg Technoz, Pada Kamis, (15/8/2024) harga emas Antam dibanderol sebesar Rp 1.414.000 per gram, mengalami penurunan Rp 5.000 dibandingkan dengan harga sehari sebelumnya.

banner 728x90

Sementara itu, harga pembelian kembali (buyback) oleh Antam tercatat di angka Rp 1.260.000 per gram, turun Rp 8.000 dari posisi sebelumnya.

Dinamika Harga Emas Dunia dan Pengaruhnya terhadap Emas Antam

Penurunan harga emas Antam dipengaruhi oleh pergerakan harga emas dunia. Pada perdagangan kemarin, harga emas di pasar spot ditutup di level US$ 2.449,4 per troy ons, mengalami penurunan 0,6% dibandingkan hari sebelumnya.

Sentimen negatif yang memengaruhi harga emas dunia berasal dari rilis data inflasi di Amerika Serikat (AS).

Pada Rabu malam waktu Indonesia, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan inflasi bulan Juli tercatat 0,2% secara month-to-month (mtm), angka tertinggi dalam tiga bulan terakhir.

Sementara itu, inflasi inti juga meningkat 0,2% mtm pada bulan Juni, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,1% mtm.

Prospek Suku Bunga The Fed dan Dampaknya pada Harga Emas

Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi umum dan inflasi inti mengalami pelambatan. Inflasi umum turun dari 3% yoy menjadi 2,9% yoy, sedangkan inflasi inti melambat dari 3,3% menjadi 3,2%.

Data inflasi ini mempengaruhi pandangan pasar bahwa Federal Reserve (The Fed) kemungkinan besar akan tetap menurunkan suku bunga acuan pada rapat di bulan September.

Namun, prediksinya adalah suku bunga hanya akan dipangkas sebesar 25 basis poin (bps), bukan 50 bps seperti yang sebelumnya diperkirakan.

Mengutip data dari CME FedWatch, probabilitas penurunan suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 5-5,25% bulan depan adalah 64%, sedangkan peluang pemangkasan 50 bps berada di angka 36%.

Phillip Streible, Chief Market Strategist di Blue Line Futures, menyatakan, “Ekspektasi saat ini telah bergeser menuju pemangkasan 25 bps, yang akan meredam momentum kenaikan harga emas,” seperti dilaporkan oleh Bloomberg News.

Emas dikenal sebagai aset non-yielding (tidak memberikan imbal hasil). Dengan demikian, memegang emas akan lebih menguntungkan ketika suku bunga mengalami penurunan. (***)

banner 728x90