Sementara seperti dilansir Reuters, Kamis (28/12/2017), USD defensif menghadapi penurunan yield obligasi pemerintah AS. Sementara, mata uang terkait komoditas didukung kenaikan harga logam dan minyak pekan ini.
Indeks USD terhadap enam mata uang utama bertahan di level 92.980, merosot mendekati posisi 92,956, tingkat terlemahnya sejak 1 Desember.
“Hasil imbal obligasi telah mundur dari puncaknya dan USD diperdagangkan melemah,” kata Satoshi Okagawa, analis dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation di Singapura.
Hasil Treasury AS tahun lalu 2,42%, setelah turun dari level tertinggi dalam sembilan bulan sebesar 2,504% pada pekan lalu. Hasil imbal 10 tahun AS telah tergelincir pada Rabu karena investor membiayai kembali portofolio sebelum akhir tahun.
Euro terhadap USD naik tipis 0,1% menjadi 1,1902, setelah menyentuh level tertinggi dalam 3,5 pekan di posisi 1,1911 yang terjadi kemarin.
USD terhadap juga melemah 0,2% menjadi 113,19 yen, berada di bawah level tertinggi dalam empat pekan di level 113,75. Mata uang eksportir komoditas tetap menguat, setelah kenaikan harga minyak pekan ini tertainggi dalam 2,5 tahun dan lonjakan harga tembaga ke level tertinggi dalam empat tahun.