Tradisi Persetubuhan Untuk Melenyapkan Rasa Sakit Setelah Sunat

Meskipun seperti itu, tradisi yang bernama Sifon memiliki makna yang sangat dalam dan jadi prosesi ritual yang cukup dikeramatkan oleh orang-orang sana. Nah, biar tahu lebih dalam soal Sifon ini, berikut adalah deretan fakta tentang ritual unik menyakitkan satu ini.

Sifon Hanya Dilakukan Orang-Orang Dewasa

Kamu mungkin bertanya-tanya saat membaca bagian pembuka di atas. Kenapa bisa anak-anak melakukan persetubuhan dengan wanita asing? Nah, hal yang perlu ditekankan di sini adalah Sifon hanya dilakukan oleh orang-orang dewasa. Ya, suku Atoni Meto menjalankan ritual sunat ketika mereka sudah dewasa dan ini sekaligus sebagai pertanda jika para pria sudah melewati gerbang masa depan alias kedewasaan.

Masyarakat Atoni di masa penjajahan Belanda [Image Source]

Masyarakat Atoni di masa penjajahan Belanda [Image Source]

Tradisi kedewasaan ini sendiri tak dilakukan setiap hari atau kapan butuh diselenggarakan ya bikin, melainkan hanya waktu-waktu tertentu saja. Biasanya panen adalah waktu yang sering dipilih oleh orang-orang Atoni Meto. Soal kriteria kedewasaannya sendiri tidak begitu jelas. Mungkin dilihat dari umur atau juga rupa fisiknya.

Baca Juga :  Mengenal Tradisi Selamatan Jawa di Akhir Bulan Ramadhan

Mekanisme Sunat yang Ngeri

Sunat ala tradisi Sifon sungguh bakal bikin kita bermimpi buruk. Tak seperti waktu kita disunat dulu yang sudah memakai peralatan kedokteran maju, Sifon dilakukan dengan cara tradisional. Ya, ujung kulup dipotong dengan pisau biasa, tapi kebanyakan pakai bambu yang tajam. Prosesinya diawali dengan si pria yang digiring ke sungai kemudian disuruh berendam. Kemudian si penyunat akan langsung melakukan prosesi itu. Sret, dan selesai.