Alex pun harus bersedia ribet, sebab selain menjajakan terompet, bapak tiga anak ini juga menawarkan sepatu untuk remaja dan dewasa di rak tingkatnya. Tak jarang calon pembeli yang awalnya melirik sepatu, malah membeli terompet, begitupun sebaliknya.
“Karena enggak bisa gantungin jual terompet kan, saya emang dasarnya jual sepatu,” kata Alex.
Ditemui saat terik, Alex bilang makan siangnya hari ini terasa enak sebab gadis ciliknya menemani berjualan, Zahra namanya. Alex yang tinggal di Kecamatan Tambora, Jakarta Barat ini mengatakan tetap semangat berjualan meski penghasilan tidak maksimal.
Tiga buah hati di rumah harus diberikan penghidupan yang layak, ucap dia.
“Ya memang mau gimana lagi, musim Covid-19 gini apa-apa dilarang. Ya ini musibah, wabah, kita enggak bisa protes,” pungkas Alex.
Redup Kembang Api di Tahun Baru Jakarta
Tak jauh dari Alex, di bawah jembatan kali di kolong Jalan Layang Pasar Pagi, Jihad membuka lapak dengan seorang rekan kerja dan seorang anak buahnya. Pria asal Bandung ini mulai membuka lapak sejak 10 Desember lalu.